Selasa 02 Mar 2021 15:47 WIB

Barisan Massa Demokrat Minta AHY Mundur dari Ketum

BMD menilai AHY tidak memiliki kemampuan dalam memimpin Demokrat.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Bayu Hermawan
Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) (ilustrasi)
Foto: Republika TV
Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Barisan Massa Demokrat (BMD), Supandi R Sugondo meminta Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) untuk mundur dari jabatannya sebaga Ketua Umum Partai Demokrat. Sebagai salah satu organisasi sayap Partai Demokrat, menurutnya itu merupakan keinginan jajaran DPP dan pengurus BMD di Indonesia.

"Dengan ini saya sebagai ketua umum, jajaran DPP dan Kepengurusan BMD di daerah Seluruh Indonesia meminta dengan hormat Supaya Ketua Umum Partai Demokrat AHY Segera mundur dari jabatan Ketua Umum Partai Demokrat," ujar Supandi di kawasan Kuningan, Jakarta, Selasa (2/3).

Baca Juga

Supandi menganggap AHY tidak memiliki kemampuan dalam memimpin Demokrat. Sehingha dikhawatirkan, partai berlambang bintang mercy ini justru mendekati kehancuran di bawah kepemimpinannya.

"Kami melihat Partai Demokrat akan hancur kalau masih dipimpin AHY. Karena telah terjadi krisis kepemimpinan dan krisis kepercayaan serta ketidakmampuan AHY sebagai ketua umum Partai Demokrat," kata Supandi.

Sebelumnya, Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Ikrar tersebut disampaikan langsung kepada AHY di Cikeas, Bogor, pada Selasa (23/2).

"Ikrar tersebut adalah para ketua DPD Demokrat se-Indonesia bertekad untuk melawan pelaku GPK PD, (gerakan pengambilalihan kepemimpinan Partai Demokrat)," ujar Kepala Badan Komunikasi Strategis Demokrat Herzaky Mahendra Putra.

Para ketua DPD Demokrat juga meminta pengurus pusat partai untuk melakukan pemecatan terhadap kader yang berkhianat. Pasalnya, mereka dinilai melanggar etika politik yang justru mencoreng nama partai.

"Ikrar para ketua DPD partai Demokrat se-Indonesia ini menggambarkan kesolidan partai Demokrat secara nyata dalam menyikapi GPK PD," ujar Herzaky.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement