Jumat 05 Mar 2021 07:32 WIB

Adaro Bukukan Pendapatan Rp 35,4 Triliun di 2020

Situasi pandemi covid membuat permintaan batu bara Adaro menurun tajam.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Nidia Zuraya
Boy Thohir, President Director, PT Adaro Energy Tbk.
Foto: Dok. Pribadi
Boy Thohir, President Director, PT Adaro Energy Tbk.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Adaro Energy Tbk pada tahun lalu mampu membukukan pendapatan sebesar 2,53 miliar dolar AS atau sekitar Rp 35,4 triliun (kurs Rp 14.000 per dolar AS). Sementara itu perolehan laba bersih pada tahun 2020 lalu sebesar 146,93 juta dolar AS atau sekitar Rp 2,057 triliun.

Presiden Direktur Adaro Energy Garibaldi Thohir menjelaskan situasi pandemi covid membuat permintaan batu bara baik di pasar ekspor maupun domestik mengalami penurunan yang tajam. Meski begitu, kata Garibaldi perusahaan tetap berupaya untuk menjaga performa perusahaan.

Baca Juga

"Walaupun harus menghadapi banyak tantangan dari pandemi global sampai cuaca yang tidak mendukung kami tetap mampu memenuhi panduan produksi batubara dan ebitda operasional," ujar Garibaldi, Jumat (5/3).

Garibaldi menjelaskan perusahaan mampu mencapai EBITDA operasional sebesar 883 juta dolar AS. Angka ini melebihi target yang dipasang oleh perusahaan pada tahun lalu sebesar 600-800 juta dolar AS.

Meski EBITDA operasional melampaui target, namun karena pandemi, tak bisa menampik kondisi keuangan perusahaan. Realisasi pendapatan pada tahun 2020 turun 27 persen dibandingkan realisasi 2019 sebesar 3,46 miliar dolar AS.

Sedangkan perolehan laba bersih pada 2020 anjlok 63,65 persen year on year (yoy) dari laba bersih 2019 sejumlah 404,19 juta dolar AS.

Sementara itu, laba inti Adaro tahun 2020 mencapai 405 juta dolar AS, atau merosot 36 persen secara yoy akibat penurunan profitabilitas. Laba inti dihitung dengan tidak memasukkan komponen akuntansi non operasional setelah pajak.

"Kondisi makro dan industri yang sulit akibat pandemi Covid-19 memberikan tekanan yang besar terhadap permintaan batubara dan harga batubara global pada 2020 memang mengalami penurunan," ujar Garibaldi.

Ia menjelaskan kedepan perusahaan akan tetap berupaya menjaga kondisi keuangan dan kinerja operasional perusahaan seiring dengan pemulihan ekonomi. "Kami terus berfokus pada keunggulan operasional dan langkah efisiensi karena masih adanya faktor ketidakpastian," tambah Garibaldi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement