Jumat 05 Mar 2021 10:30 WIB

Prancis Perketat Aturan Pembatasan Covid-19

Penyebaran virus corona di Prancis meningkat selama beberapa minggu terakhir.

Rep: Puti Almas/ Red: Ani Nursalikah
Prancis Perketat Aturan Pembatasan Covid-19. Seorang wanita membawa belanjaan sebelum diberlakukannya jam malam di Marseille, Prancis, Ahad (10/1). Menanggapi adanya temuan varian baru Covid-19 di kota Marseille, otoritas setempat akan memberlakukan jam malam lebih awal. Semula, aktivitas masyarakat berhenti pukul 8 malam dan kini menjadi pukul 6 sore hingga 6 pagi keesokan harinya.
Foto: AP / Daniel Cole
Prancis Perketat Aturan Pembatasan Covid-19. Seorang wanita membawa belanjaan sebelum diberlakukannya jam malam di Marseille, Prancis, Ahad (10/1). Menanggapi adanya temuan varian baru Covid-19 di kota Marseille, otoritas setempat akan memberlakukan jam malam lebih awal. Semula, aktivitas masyarakat berhenti pukul 8 malam dan kini menjadi pukul 6 sore hingga 6 pagi keesokan harinya.

IHRAM.CO.ID, PARIS -- Perdana Menteri Prancis Jean Castex mengatakan negara akan memberlakukan aturan pembatasan yang lebih ketat untuk mengendalikan penyebaran virus corona. 

Menurut Castex, diantara wilayah yang dianggap berisiko tinggi adalah Pas-de-Calais dan pada akhir pekan ini lockdown (karantina wilayah) di sana akan diberlakukan. Tercatat ada 400 kasus Covid-19 per 100 ribu penduduk, yang menjadi jumlah besar, yaitu dua kali lipat rata-rata keseluruhan di Prancis. 

Baca Juga

Sebelumnya, wilayah yang kembali memberlakukan lockdown adalah Alpes-Maritimes dan Dunkirk. Dengan aturan pembatasan terbaru, warga di Pas-de-Calais pada Sabtu (6/3) harus berada di rumah mulai pukul 06.00 hingga 18.00 waktu setempat. 

Selain itu, Castex mengatakan beberapa wilayah di Prancis yang ditambahkan ke daftar zona kewaspadaan tinggi adalah Hautes Alpes, Aisne, dan Aube. Di sana, sejumlah pertokoan dan mal besar akan ditutup, serta pemakaian masker akan ditingkatkan di seluruh area publik mulai Jumat (5/3). 

Castex mengatakan otoritas lokal di wilayah-wilayah tersebut memiliki kewenangan untuk memberlakukan larangan pertemuan publik pada akhir pekan. Ia juga menyerukan penduduk di seluruh Prancis untuk membatasi perjalanan mereka sebanyak mungkin.

"Akhir pekan depan, bahkan jika Anda tidak harus tinggal di rumah, batasi interaksi sosial Anda. Kita harus bertahan bersama," ujar Castex, dilansir China.org, Jumat (5/3). 

Castex mengatakan dalam satu tahun terakhir, banyak hal yang telah berubah. Ia mengungkapkan Prancis belajar tentang dampak karantina, dampak sosial, ekonomi, dan manusia, seraya menambahkan karantina wilayah sebenarnya adalah hal yang tidak bisa dihindari selama pandemi.

Penyebaran virus corona di Prancis meningkat selama beberapa minggu terakhir, secara khusus berasal dari varian virus yang pertama kali ditemukan di Inggris. Kasus dari varian lain Covid-19 itu saat ini tercatat lebih dari 60 persen secara keseluruhan di negara Eropa Barat itu. 

Sementara itu, Castex mengatakan Prancis mengupayakan agar vaksinasi Covid-19 dapat cepat dilakukan. Negara ini berencana melakukan vaksinasi 10 juta warga pada pertengahan April, 20 juta pada pertengahan Mei dan total 30 juta, atau dua pertiga dari orang dewasa. 

Sejauh ini, sebanyak 3.235.684 orang di Prancis telah menerima suntikan pertama dan 1.781.750 dari mereka telah mendapatkan kedua dosis tersebut. Pemberian vaksin akan ditingkatkan dalam beberapa pekan mendatang menjadi 22 juta dosis selama periode Maret hingga April. 

http://www.china.org.cn/world/2021-03/05/content_77273854.htm?f=pad&a=true

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement