Rabu 10 Mar 2021 23:33 WIB

Pemkab Solok Nilai Pengelolaan Pariwisata Belum Optimal

Terbatasnya kuantitas maupun kualitas dari produk ekonomi kreatif.

Pemkab Solok Nilai Pengelolaan Pariwisata Belum Optimal (ilustrasi)
Foto: Antara/Iggoy el Fitra
Pemkab Solok Nilai Pengelolaan Pariwisata Belum Optimal (ilustrasi)

IHRAM.CO.ID,AROSUKA -- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Solok, Sumatera Barat (Sumbar), menilai pengelolaan sektor pariwisata di daerah itu belum optimal."Bahkan masih terbatasnya konektivitas infrastruktur transportasi menuju destinasi wisata, atraksi di destinasi wisata, serta terbatasnya amenitas pada destinasi wisata," kata Plh Bupati Solok Aswirman di Arosuka, Rabu (10/3).

Selain itu, ia juga mengatakan belum tertanamnya nilai-nilai hospitality di masyarakat, belum optimalnya penerapan branding dan aktifitas promosi serta terbatasnya kuantitas maupun kualitas dari produk ekonomi kreatif. Ia menilai sebetulnya pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Solok lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi di provinsi Sumbar maupun nasional.

"Akan tetapi masih ada permasalahan pada sektor-sektor ekonomi di Kabupaten Solok," ujar dia.

Lebih lanjut ia mengatakan seperti pada sektor koperasi dan usaha, bahkan masih minimnya akses modal koperasi dan UMKM terhadap dunia perbankan, belum optimalnya fungsi dan kelembagaan koperasi. Tidak hanya itu, persentase jumlah koperasi yang tidak aktif pun masih tinggi.

Serta akses pemasaran dan promosi bagi produk koperasi masih belum optimal dan belum meratanya standar produk pada koperasi serta UMKM. Ia mengatakan pada sektor investasi juga terdapat kendala seperti pada realisasi investasi di kecamatan maupun nagari yang belum merata serta ketersediaan dan kualitas infrastruktur panunjang investasi.

"Pada sektor perdagangan masih terdapat permasalahan yaitu dominasi barang impor, kerentanan fluktuasi harga barang konsumsi terutama bahan pokok, masih belum optimalnya pemasaran dan produk industri lokal," ucap dia.

Selanjutnya, pada sektor pertanian, yakni belum optimalnya produktifitas pertanian. Hal ini disebabkan belum optimalnya aktifitas ekonomi pertanian dari hulu ke hilir, terbatasnya ketersediaan benih yang berkulitas, tingginya gangguan hama dan penyakit pada tanaman dan rendahnya regenerasi petani dan akses permodalan.

Selain itu, menurunnya luas lahan pertanian yang disebabkan oleh intensitas pembangunan sektor non pertanian yang sangat tinggi seperti pembangunan pemukiman dan kawasan industri. Untuk itu, ia berharap ke depannya pada masa kepemimpinan yang Kabupaten Solok dapat berubah menjadi lebih baik dan maju. Serta dapat meningkat perekonomian masyarakat setempat.

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement