Sabtu 13 Mar 2021 05:50 WIB

Pengusaha Perempuan Milenial Bicara Agama dan Etos Kerja

Pengusaha Maria Monica Leoningrum berbicara agama dan peningkatan etos kerja

Rep: wartaekonomi.co.id/ Red: wartaekonomi.co.id
Pengusaha Perempuan Milenial Bicara Agama dan Peningkatan Etos Kerja (Foto: Istimewa)
Pengusaha Perempuan Milenial Bicara Agama dan Peningkatan Etos Kerja (Foto: Istimewa)

Pengusaha Perempuan Milenial Maria Monica Leoningrum berbicara agama dan peningkatan etos kerja. Peningkatan etos kerja merupakan sebuah kewajiban bagi setiap insan untuk meraih peningkatan ekonomi dan kesejahteraan.

Namun demikian, menurutnya, bekerja tidak hanya sekedar dapat dimaknai untuk memenuhi harta tapi juga mendapatkan keberkahan dari Tuhan. Menjaga kekompakan antar karyawan juga menjadi bagian dari peningkatan etos kerja untuk mencapai keberkahan tersebut. Baca Juga: Blibli Ajak Perempuan Indonesia Rayakan Keunikan Diri

"Kita harus melihat agama itu sebagai suatu jalan untuk menyatukan. Jadi kenapa hubungannya erat agama dengan peningkatan etos kerja. Agama itu menjadi suatu norma untuk manusia menjalankan kehidupannya sesuai ajaran Tuhan masing-masing. Begitu juga di dalam perusahaan. Kita tahu kalau norma atau ketentuan itu ada. Jadi bagaimana cara menghubungkan agama bisa meningkatkan etos kerja dari karyawan kita untuk mencapai keberkahan," ujar Leony di sela-sela Silaturahmi dan Ceramah Rohani Imam Besar di Islamic Center of New York, Muhammad Shamsi Ali, bertajuk "Agama Dan Peningkatan Etos Kerja," di Jakarta Selatan, Selasa (9/3/2021).

Leony adalah Direktur Artharia Karya Oranye (AKO) PTE. LTD, menyatakan bahwa pimpinan perusahaan ini meminta semua karyawannya meningkatkan etos kerja karena meningkatkan etos kerja merupakan ajaran agama. Karyawan perusahaan yang bergerak di bidang Minyak dan Gas ini memiliki latarbelakang yang berbeda-beda.

Namun, semua karyawan diberlakukan sama.

"Yang paling penting tidak pernah saya melihat karyawan berdasarkan agamanya, suku dan etnis, dan gendernya. Semuanya sama," tegasnya.

Lebih lanjut, ia mengatakan untuk mengembangkan sebuah perusahaan, semua karyawan harus menjadikan agama sebagai spirit menjaga persatuan dan kekompakan dalam bekerja. Hal ini, kata Leony, sangat penting untuk mendapatkan keberkahan itu sendiri.

"Sangat bagus sekali kalau agama untuk menyatukan. Itu yang kita harapkan untuk karyawan-karyawan di sini. Jadi jangan ada kolompok-kolompok yang membuat kelompok terpisah terutama berhubungan dengan agama," ucapnya.

Selain itu, ia menyampaikan dirinya kerap meminta karyawannya menggelar doa bersama sebelum memulai bekerja. Doa yang dipanjatkan ini dengan harapan agar seluruh pimpinan dan karyawannya di perusahaan ini diberikan keselamatan dan keberkahan.

"Kita memang suka berkumpul misalnya setiap hari Senin untuk melakukan doa bersama karyawan perusahaan ini. Kan yang PT Prakarsa Betung Meruo Senami Jambi (PBMSJ) anak perusahaan dari AKO, bergerak di bidang minyak. Jadi sangat mengutamakan keselamatan, sebelum memulai pekerjaan doa keselamatan sangat kita utamakan. Itu sebelum pandemi ini. Tapi setelah pandemi ini kita mengatur jadwal WFH atau WFO satu minggu-satu minggu. Tetap kita terus mengatur mengenai doa bersama," paparnya.

Leony berharap dengan adanya agama sebagai jalan peningkatan etos kerja ini perusahaannya tidak hanya berkembang, baik di dalam maupun luar negeri, tapi juga lebih memperhatikan kesejahteraan karyawannya.

"Jadi bukan hanya pemiliknya saja yang berkah tapi juga seluruh karyawan. Harapan saya apabila perusahaan ini berkembang memiliki banyak lini di bisnis lain, Karyawan pun ikut merasakan kesejahteraan. Di dalam hubungannya agama, karyawan, apapun agamanya, pasti ikut mendoakan perusahaan ini," ucap Leony.

Sementara itu, Imam Shamsi Ali mengatakan bahwa etos kerja akan terbangun dari keragaman dan kesepahaman dalam dunia global yang penuh kompetisi ini. Menurutnya, yang diperlukan saat ini adalah ketauladanan dalam titik-titik kebaikan dalam setiap kemunitas.

Dia juga menghimbau setiap komunitas terus belajar membangun kesepahamam dan tak perlu kaget ketika berhadapan dengan perbedaan, termasuk perbedaan keyakinan dan beribadah. Dia juga mendorong setiap kemunitas membangun dan mempertamukan cinta kasih yang diajarkan dalam agama Kristen dan rahmat dalam agama Islam.

"Bayangkan kalau cinta kasih dan kasih sayang dipertemukan. Maka kalau ini terjadi maka kerjasama dengan baik. Bukan cuma itu, maka Beyond dari pada patnership akan terjadi apresiasi. Aparesiasi ini artinya menyadari bahwa setiap komunitas itu ada kekurangan dan kelebihan.

"Maka dalam dunia global ini kita tidak bisa lagi mengindari bahwa hanya satu di depan kita. Membangun kerja sama dan menghargaai perbedaan yang ada dengan cinta kasih dan kasih sayang yang kita miliki. Etos kerja akan terbangun dari sana," tegas Shamsi Ali.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Warta Ekonomi.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement