Kamis 11 Mar 2021 19:24 WIB

ACT Hadirkan Warung Wakaf untuk Belanja Gratis Warga Gaza

Program akan melayani belanja gratis bagi keluarga prasejahtera dan kelompok rentan

Aksi Cepat Tanggap tengah mengikhtiarkan UMKM-Warung Wakaf Gaza untuk membantu masyarakat Palestina yang semakin kesulitan memenuhi kebutuhan hidup karena pandemi.
Foto: ACT
Aksi Cepat Tanggap tengah mengikhtiarkan UMKM-Warung Wakaf Gaza untuk membantu masyarakat Palestina yang semakin kesulitan memenuhi kebutuhan hidup karena pandemi.

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Aksi Cepat Tanggap tengah mengikhtiarkan UMKM-Warung Wakaf Gaza untuk membantu masyarakat Palestina yang semakin kesulitan memenuhi kebutuhan hidup karena pandemi. Tahap pertama, UMKM-Warung Wakaf Gaza akan diimplementasikan di wilayah Omary, Jabalia. Program ini akan diimplementasikan dengan memberi bantuan modal kepada pemilik warung atau toko di Gaza.

Bantuan juga diberikan kepada pembeli di Warung Wakaf, yang termasuk dalam kelompok warga miskin. Hal ini bertujuan agar mereka bisa berbelanja di warung wakaf. Kurang lebih 50 kepala keluarga atau 18.250 Kepala Keluarga (KK) per tahun per hari bisa berbelanja gratis di warung tersebut. Empat warung wakaf lainnya, akan bertahap di bangun di beberapa lokasi di Gaza.

Baca Juga

Said Mukaffiy dari Tim Global Humanity Response-Aksi Cepat Tanggap menerangkan, kehadiran Warung Wakaf ini akan banyak menyerap tenaga kerja. Selain itu perputaran ekonomi di Gaza juga bisa terstimulasi.

“Program ini akan melayani belanja gratis bagi keluarga prasejahtera dan kelompok rentan. Insyaallah kita juga membantu menyejahterakan kehidupan di Gaza dengan memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka,” ujar Said, dikutip dari laman resmi ACT, Kamis (11/3).

Mulai dari minuman ringan, kacang-kacangan, bumbu, makanan kaleng, produk susu, kudapan, hingga keperluan sanitasi akan disediakan di warung wakaf.

Sebagai gambaran, salah satu pemilik warung di Jabalia, Amer Dubbo mengatakan, pandemi Covid dan karantina wilayah berdampak pada penurunan pendapatan usaha warungnya. Ia pun mengandalkan bisnis kecilnya itu untuk memenuhi hidup delapan anggota keluarga. “Sebelum adanya pandemi, kami sudah hidup dalam keterbatasan. Kemudian diperparah dengan adanya lockdown,” ujar Amer.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement