Selasa 16 Mar 2021 12:20 WIB

Efek Kunjungan Paus, Irak Tawarkan Visa 2 Bulan untuk Turis

Irak akan mengeluarkan visa selama dua bulan kepada pengunjung asing dari 35 negara.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Esthi Maharani
 Paus Fransiskus, tengah, disambut oleh ulama Muslim saat ia tiba di bandara internasional Irbil, Irak, Minggu, 7 Maret 2021. Paus Fransiskus tiba di Irak utara pada hari Minggu, di mana ia berencana untuk berdoa di reruntuhan gereja yang rusak atau hancur. oleh ekstrimis Negara Islam dan merayakan Misa terbuka pada hari terakhir kunjungan paus pertama ke negara itu.
Foto: AP/Hadi Mizban
Paus Fransiskus, tengah, disambut oleh ulama Muslim saat ia tiba di bandara internasional Irbil, Irak, Minggu, 7 Maret 2021. Paus Fransiskus tiba di Irak utara pada hari Minggu, di mana ia berencana untuk berdoa di reruntuhan gereja yang rusak atau hancur. oleh ekstrimis Negara Islam dan merayakan Misa terbuka pada hari terakhir kunjungan paus pertama ke negara itu.

IHRAM.CO.ID, BAGDAD – Pemerintah Irak akan mengeluarkan visa selama dua bulan kepada pengunjung asing dari 35 negara. Aturan baru itu akan mulai berlaku pada Senin (15/3). Pengunjung dapat mengambil visa pada saat kedatangan dengan biaya yang tidak ditentukan.

Adapun 35 negara yang diizinkan adalah Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Rusia, Cina, Jerman, Spanyol, Irlandia, Yunani, Polandia, Rumaania, Australia, Kanada, Korea Selatan, dan Jepang. Aturan baru ini terjadi setelah kunjungan Paus Fransiskus beberapa waktu lalu. Kunjungan Paus sangat menarik perhatian dari media internasional.

Dilansir Middle East Eye, Selasa (16/3), selama ini, industri pariwisata Irak sebagian besar tidak menerima kunjungan selama beberapa dekade selain peziarah religius. Beberapa pejabat Irak berharap setelah kunjungan Paus dan aturan visa baru berlaku, akan meyakinkan para wisatawan bahwa Irak bukan lagi zona terlarang.

“Jika Irak tidak stabil dan aman, akankah seseorang setinggi paus bisa bepergian ke mana-mana? Seluruh dunia bisa mengikuti kesuksesan perjalanan ini,” kata Juru Bicara Kementerian Luar Neger, Ahmed al-Sahaf.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement