Selasa 16 Mar 2021 15:06 WIB

Pandemi, Resesi, dan Kerja Bersama Bangkitkan Ekonomi

Diperlukan kerja bersama bangkitkan ekonomi di era pandemi Covid-19

Diperlukan kerja bersama bangkitkan ekonomi di era pandemi Covid-19. Pedagang kaki lima di Malioboro, Yogyakarta (ilustrasi)
Foto: Hendra Nurdiyansyah/Antara
Diperlukan kerja bersama bangkitkan ekonomi di era pandemi Covid-19. Pedagang kaki lima di Malioboro, Yogyakarta (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Muhammad Syarif Hidayatullah*

Kekhawatiran dunia atas dampak sistemik dari pandemi coronavirus disease (Covid-19) benar-benar terjadi. Semenjak kehadirannya pada 1 Desember 2019 kasus awal ditemukan di Kota Wuhan, Provinsi Hubei China, seakan-akan mengubah sistem kehidupan seluruh umat manusia di muka bumi, Bahkan virus yang menyerang sistem pernapasan yang sudah masuk Indonesia sejak 2 Maret awal 2020, sudah memporak-porandakan seluruh sendi kehidupan manusia. 

Baca Juga

Bukan hanya berdampak pada kesehatan, melainkan juga melumpuhkan ekonomi dunia, bahkan negara-negara maju seperti Amerika Serikat dan China harus menerima mimpi buruk lumpuhnya ekonomi akibat pandemi. 

Indonesia yang masih masuk kategori negara berkembang pun merasakan dampak yang sangat serius. Berbagai rencana pembangunan, target pertumbuhan ekonomi dan kerja penuntasan masalah sosial ekonomi masyarakat terhambat total.Seluruh masyarakat Indonesia seperti dihadapkan pada situasi "istirahat total". 

Betapa tidak? Dalam beberapa bulan aktivis ekonomi lumpuh total, penerapan protokol kesehatan untuk mencegah penularan Covid-19 itu membuat ribuan penerbangan batal. Belum lagi bicara anjloknya sektor pariwisata karena masyarakat baik di dalam dan luar negeri mendapat kebijakan larangan untuk melakukan aktivitas wisata.Berbagai bentuk aktivitas ekonomi yang nyaris tidaknya hanya satu dua bulan berdampak sistemik terhadap rantai ekonomi lainnya.

 

Resesi ekonomi 

Waktu berjalan beberapa kemudian, salah satu dampak ekonomi dari pandemi Covid-19 yang palong menonjol adalah terjadinya resesi ekonomi. Dalam ilmu ekonomi, resesi merupakan suatu keadaan dimana suatu negara mengalami kontraksi atau pelambatan pertumbuhan ekonomi selama dua kuartal berturut-turut atau lebih. Situasi ini pun telah telah dialami Indonesia. Pemerintah Indonesia secara resmi mengumumkan bahwa Indonesia telah mengalami resesi pada November 2020. 

Mengacu pada data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2020, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II dan kuartal III tahun 2020 mengalami pertumbuhan minus, yaitu minus 5,32 persen dan minus 3,49 persen. Telah terjadi pelambatan pertumbuhan ekonomi dua kuartal berturut-turut. Kita pun berada di jurang resesi akibat dampak pandemi Covid-19 tersebut.  

Berbagai kebijakan telah diramu pemerintah untuk menghadapi situasi itu, salah satunya melalui program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang dituangkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Program Pemulihan Ekonomi Nasional dalam Rangka Mendukung Kebijakan Keuangan Negara untuk Penanganan Pandemi Covid-19 dan/atau Menghadapi Ancaman yang Membahayakan Perekonomian Nasional dan/atau Stabilitas Sistem Keuangan serta Penyelamatan Ekonomi Nasional.  

Anggaran superbesar digelontorkan untuk menstimulus pertumbuhan ekonomi Indonesia. Pertanyaannya, apakah kebijakan itu telah berdampak positif dalam menyelamatkan Indonesia dari jurang resesi? 

Berdasarkan rilis dari BPS, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal IV 2020 masih dalam angka minus yaitu minus 2,19 persen. Tiga kali berturut-turut pertumbuhan ekonomi negara kita masih mengalami kontraksi. Artinya, kita masih dalam bayang-bayang jurang resesi ekonomi. 

Namun, sekalipun masih dalam angka minus, jika kita lihat dari pergerakan angka pertumbuhan ekonomi di empat kuartal itu, angka pertumbuhan ekonomi negara kita sampai pada kuartal IV ada tanda-tanda membaik. Kondisi ini harus terus ditingkatkan, agar kita tidak terlalu lama berada dalam jurang resesi.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement