Jumat 19 Mar 2021 19:14 WIB

13 Ribu Pengungsi Rohingnya Berada di Teluk Terpencil

Tim PBB Kunjungi Pulau Terpencil Bangladesh Tempat Rohingya Direlokasi

Rep: Mabruroh/ Red: Muhammad Subarkah
Pengungsi Rohingnya.
Foto: Anadolu Agency
Pengungsi Rohingnya.

REPUBLIKA.CO.ID,  DHAKA -- Delegasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melakukan kunjungan ke Teluk terpencil di pulau Benggala, Bangladesh. Di sana merupakan tempat 13 ribu pengungsi Muslim Rohingya dipindahkan sejak Desember 2020 lalu.

Bangladesh ingin memindahkan 100.000 dari lebih dari satu juta pengungsi yang tinggal di kamp-kamp perbatasan yang padat ke pulau Bhasan Char, yang muncul dari laut hanya dua dekade lalu dan dianggap rentan terhadap banjir.

"Kunjungan tiga hari pertama ini akan mempertemukan para ahli dari badan-badan PBB yang terlibat dalam tanggapan pengungsi Rohingya di Bangladesh," kata badan pengungsi PBB itu kepada Reuters melalui email, dan dilansir dari Aljazira, Jumat (19/3).

Dalam kunjungan tersebut, mereka hendak melihat situasi dan fasilitas terkini di Bhasan Char. Mereka juga menilai kebutuhan pengungsi Rohingya yang direlokasi di pulau tersebut, serta berdiskusi dengan pihak berwenang dan pihak lain yang saat ini mengerjakan Bhasan Char.

PBB sebelumnya mengatakan tidak diizinkan untuk melakukan penilaian teknis dan keamanan pulau itu dan tidak terlibat dalam pemindahan pengungsi ke sana.

Bangladesh mengatakan relokasi itu bersifat sukarela, tetapi beberapa di antara kelompok pertama yang dipindahkan mengaku telah dipaksa.

 

Bangladesh telah menepis kekhawatiran keamanan atas pulau itu, dengan alasan pembangunan pertahanan banjir serta perumahan untuk 100 ribu orang, serta rumah sakit dan pusat topan.

 

Ia juga mengatakan kepadatan yang berlebihan di kamp-kamp pengungsi memicu kejahatan, sementara beberapa orang Rohingya mengatakan kekerasan yang sering terjadi di kamp telah mendorong mereka untuk pindah.

 

"Kami berharap ini akan menghilangkan kekhawatiran yang dimiliki PBB tentang relokasi dan mereka akan terlibat dalam relokasi dan memberikan dukungan yang dibutuhkan orang-orang Rohingya," kata seorang pejabat senior di kementerian luar negeri.

 

Rohingya, kelompok minoritas yang melarikan diri dari kekerasan di Myanmar yang mayoritas beragama Buddha.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement