Senin 22 Mar 2021 16:32 WIB

Menristek Ingin GeNose C19 Lebih Banyak Dipakai di Pabrik

Skrining Covid-19 di lingkungan pabrik diperlukan untuk menciptakan keamanan.

Menristek Ingin GeNose C19 Lebih Banyak Dipakai di Pabrik. Petugas mengetes kantong udara berisi sampel napas pegawai dengan alat GeNose C19 di Bandara Husein Sastranegara, Kota Bandung, Senin (22/3). PT Angkasa Pura II melakukan uji coba Alat pendeteksi Covid-19 berbasis embusan napas GeNose C19 buatan tim riset UGM di Bandara Husein Sastranegara selama lima hari dengan target 100 orang per hari sebelum diterapkan kepada penumpang pada 1 April 2021 mendatang. Foto: Republika/Abdan Syakura
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Menristek Ingin GeNose C19 Lebih Banyak Dipakai di Pabrik. Petugas mengetes kantong udara berisi sampel napas pegawai dengan alat GeNose C19 di Bandara Husein Sastranegara, Kota Bandung, Senin (22/3). PT Angkasa Pura II melakukan uji coba Alat pendeteksi Covid-19 berbasis embusan napas GeNose C19 buatan tim riset UGM di Bandara Husein Sastranegara selama lima hari dengan target 100 orang per hari sebelum diterapkan kepada penumpang pada 1 April 2021 mendatang. Foto: Republika/Abdan Syakura

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Riset dan Teknologi (Menristek)/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang PS Brodjonegoro menginginkan GeNose C19 lebih banyak digunakan di pabrik atau industri untuk skrining Covid-19 dalam rangka mendukung pemulihan ekonomi.

"Saya mengusulkan kepada Pak Menko Perekonomian selaku juga Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi agar GeNose C19 bisa lebih banyak dipakai di pabrik. Kalau kita lihat pertumbuhan ekonomi kita salah satu yang juga mengalami kontraksi kan sektor manufaktur," kata Bambang dalam acara penyerahan GeNose itu yang ditayangkan virtual, Jakarta, Senin (22/3).

Baca Juga

Bambang memberikan satu alat GeNose C19 kepada Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto untuk digunakan di lingkungan Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Perekonomian Republik Indonesia. Bambang berharap GeNose C19 bisa menjadi solusi bagi sektor manufaktur di Tanah Air untuk bangkit kembali di mana nantinya semua karyawan di pabrik bisa dites dengan menggunakan GeNose sebelum memulai pekerjaan di pagi hari atau memulai pergantian jam kerja.

"Sehingga yang boleh bekerja pada shiftnya (jam kerjanya) hanya yang negatif," ujarnya.

Skrining Covid-19 di lingkungan pabrik diperlukan untuk menciptakan keamanan di dalam pabrik. Tentunya karyawan tetap menjalankan protokol kesehatan 3M secara disiplin.

Protokol kesehatan 3M, yakni memakai masker, menjaga jarak dan menghindari kerumunan, serta mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir. Dengan demikian, paling tidak ada rasa aman yang timbul di tengah para karyawan atau orang di lingkungan pabrik bahwa mereka berada di tengah-tengah orang yang lolos skrining Covid-19.

GeNose C19 merupakan inovasi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) yang dapat mendeteksi Covid-19 secara cepat berbasis embusan nafas dengan menggunakan kecerdasan artifisial dalam waktu kurang dari tiga menit. GeNose C19 memberikan akurasi pemeriksaan 95-97 persen.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement