Senin 22 Mar 2021 23:16 WIB

Kamp Pengungsi Muslim Rohingya di Bangladesh Terbakar

Tiga kamp pengungsi Muslim Rohingya rusak akibat kebakaran

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Nashih Nashrullah
Tiga kamp pengungsi Muslim Rohingya rusak akibat kebakaran. Ilustrasi pengungsi Rohingya di Bangladesh
Foto: AP
Tiga kamp pengungsi Muslim Rohingya rusak akibat kebakaran. Ilustrasi pengungsi Rohingya di Bangladesh

REPUBLIKA.CO.ID, BANGLADESH – Asap hitam besar mengepul di atas kamp pengungsi Muslim Rohingya di Bangladesh pada Senin (22/3) setelah kebakaran besar di Cox's Bazar. 

Akibat kebakaran tersebut setidaknya tiga kamp rusak parah. Sekitar satu juta pengungsi berada  di kamp-kamp di sekitar kota Cox's Bazar, di pantai tenggara Bangladesh. 

Baca Juga

UNICEF mengatakan bahwa mereka telah memobilisasi sumber daya untuk menangani krisis, bekerja sama dengan dinas pemadam kebakaran dan sukarelawan setempat. 

Api tampaknya telah menyebar ke beberapa blok dan merusak kamp Kutupalong kamp pengungsi terbesar di dunia dan Kamp Balukhali. 

Kamp Kutupalong adalah rumah bagi sekitar 626.500 pengungsi Rohingya, kata kantor PBB untuk koordinasi urusan kemanusiaan. Mereka hidup dalam kondisi yang sangat padat, bertempat di gubuk bobrok. 

Organisasi hak asasi manusia yang berbasis di Inggris Restless Beings melaporkan hampir 70 ribu pengungsi terkena dampak kebakaran. Tingkat cedera belum dikonfirmasi pihak berwenang. 

Seorang aktivis di lokasi kebakaran mengatakan kepada The National setidaknya satu orang telah tewas, tetapi jumlah korban diperkirakan akan meningkat. 

Petugas pemadam kebakaran dan medis, termasuk sejumlah relawan, menanggapi kejadian tersebut dan mengevakuasi warga. 

Para pengungsi, sebagian besar Muslim Rohingya, terlihat dalam foto-foto yang diposting di media sosial sambil memegangi barang-barang yang bisa mereka selamatkan sebelum melarikan diri dari api. 

Sejumlah besar tempat penampungan tampaknya hancur, mereka khlawatir di mana para pengungsi sekarang akan ditempatkan. 

Pada awal Maret, Bangladesh memindahkan hampir 4.000 pengungsi Rohingya ke sebuah pulau terpencil di Teluk Benggala, meskipun ada keluhan dari kelompok hak asasi manusia yang prihatin tentang kerentanan situs tersebut terhadap badai dan banjir. 

Pemerintah menepis kekhawatiran keamanan di pulau itu, dengan alasan pembangunan pertahanan banjir serta perumahan untuk 100 ribu orang, rumah sakit dan pusat topan. 

Pada Agustus 2017, setelah tindakan keras militer di Myanmar, diperkirakan 750 ribu muslim Rohingya, kelompok minoritas di Myanmar, melarikan diri ke negara tetangga Bangladesh.  

Sumber: thenationalnews  

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement