Rabu 24 Mar 2021 16:14 WIB

BI: UMKM dan Pariwisata Kekuatan Baru Indonesia Masa Depan

BI bersinergi mengimplementasikan Gerakan Nasional Gotong Royong 2021

Usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dan pariwisata dinilai memiliki potensi besar untuk jadi kekuatan baru Indonesia di masa depan guna mewujudkan visi Indonesia Maju.
Foto: Republika/Prayogi
Usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dan pariwisata dinilai memiliki potensi besar untuk jadi kekuatan baru Indonesia di masa depan guna mewujudkan visi Indonesia Maju.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dan pariwisata dinilai memiliki potensi besar untuk jadi kekuatan baru Indonesia di masa depan guna mewujudkan visi Indonesia Maju.

"Pemerintah dan BI (Bank Indonesia) punya pandangan yang sama bahwa sektor UMKM dan pariwisata punya potensi yang sangat besar untuk menjadi kekuatan baru ekonomi Indonesia ke depan," kata Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Sugeng dalam Talkshow Desa Wisata: Ikon Andalan Baru Wonderful Indonesia, Rabu (24/3).

Baca Juga

Guna memperkuat kinerja dua sektor tersebut, pemerintah dengan BI bersinergi mengimplementasikan Gerakan Nasional Gotong Royong 2021 yang terdiri atas dua tema, yakni Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (BBI) dan Gerakan Nasional Bangga Berwisata #DiIndonesiaAja. "BI aktif berperan sebagai movement manager pada dua gerakan tersebut dengan mengusung tema mendorong UMKM dan sektor pariwisata sebagai kekuatan utama menuju Indonesia maju melalui sinergi kreatif," katanya.

Sugeng menjelaskan BI dan kementerian/lembaga terkait telah merumuskan strategi pengembangan pariwisata yaitu 3A2P. Strategi 3A2P meliputi Akses, Atraksi, Amenitas, Promosi dan Pelaku Pariwisata. Ia menjelaskan dalam hal akses, perlu ada pembangunan dan perluasan akses destinasi menuju pariwisata, termasuk desa wisata. "Di bidang atraksi dan amenitas, kita harus berikan keragaman atraksi yang unik dan miliki ciri khas sehingga dapat menjadi daya tarik bagi wisatawan serta terus melakukan peningkatan kualitas dan kebersihan amenitas," ujarnya.

Dari sisi promosi, Sugeng mengatakan perlu ada penguatan promosi melalui berbagai kegiatan termasuk adopsi digitalisasi. Aspek terakhir, yaitu peningkatan kapasitas pelaku pariwisata untuk penerapan standar layanan, keramahan, kepedulian terhadap kebersihan hingga kesopanan terhadap wisatawan.

"Karena kita masih dalam situasi pandemi Covid-19, sebelum mengembangkan seluruh aspek dalam strategi 3A2P, penting untuk menyelesaikan sertifikasi CHSE. Penyelesaian sertifikasi CHSE akan dapat memberi keyakinan ke wisatawan kalau kunjungan mereka akan aman dan nyaman," pungkas Sugeng.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement