Rabu 24 Mar 2021 16:22 WIB

Sektor Ekonomi Kreatif di Tasikmalaya Mulai Dikembangkan

Pemkot Tasikmalaya ingin mengajak agar para anak muda untuk berkreasi.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Hiru Muhammad
Plt Wali Kota Tasikmalaya, Muhammad Yusuf, melihat kerajinan payung geulis di Taman Wisata Karang Resik, Kota Tasikmalaya,
Foto: bayu adji p
Plt Wali Kota Tasikmalaya, Muhammad Yusuf, melihat kerajinan payung geulis di Taman Wisata Karang Resik, Kota Tasikmalaya,

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Pemerintah Kota (Pemkot) Tasikmalaya mulai mengembangkan sektor ekonomi kreatif (ekraf). Salah satunya dengan mengukuhkan pengurus Tasik Creative and Innovation Committee (TCIC) sebagai wadah para pelaku ekraf di Kota Tasikmalaya.

Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Tasikmalaya, Muhammad Yusuf mengatakan, TCIC harus dapat berperan dalam mewadahi kreativitas kaum milenial. Apalagi, saat ini Indonesia, khususnya di Tasikmalaya, sedang mengalami bonus demografi, di mana jumlah penduduk yang masuk usia produktif lebih banyak dibanding yang tak produktif.

"Jadi harus dari sekarang dimulai, para kaum milenial harus melakukan kreativitas. Kota Tasik juga kan merupakan kota kreatif," kata dia, Rabu (24/3).

Melalui TCIC, Pemkot Tasikmalaya ingin mengajak agar para anak muda untuk berkreasi. Dengan begitu, hasil kreativitas itu dapat meningkatkan nilai ekonomi, baik untuk para pelakunya maupun untuk Kota Tasikmalaya. 

"Jadi daripada mereka bermain tak karuan, kita fasilitasi. Jadi mereka bisa melakukan kreativitas," ujar dia.

Yusuf mengatakan, Kota Tasikmalaya tak memiliki destinasi wisata yang menjadi unggulan. Karena itu, sektor ekraf harus dipacu agar bisa mengundang wisatawan. Sektor ekraf itu dinilai bisa menjadi daya tarik untuk wisatawan datang, meski Kota Tasikmalaya tak memiliki destinasi wisata.

Ia mencontohkan, potensi kuliner di Kota Tasikmalaya bisa dikembangkan untuk menarik wisatawan. Ketika wisatawan datang, mereka boleh berkunjung ke destinasi yang berada di luar Kota Tasikmalaya, misalnya Gunung Galunggung yang ada di Kabupaten Tasikmalaya. "Tapi menginap dan makan kita arahkan di Kota Tasik. Ini kan akan jadi sumber pendapatan bagi kita," kata dia.

Bukan hanya kuliner, Kota Tasikmalaya juga memiliki berbagai kerajinan tangan yang telah terkenal. Misalnya, terdapat medong, payung geulis, batik, dan lainnya.

Yusuf menambahkan, saat ini Pemkot Tasikmalaya juga tengah membangun gedung kreatif yang nantinya dapat digunakan para kaum milenial berkreasi. Ditargetkan, gedung itu bisa digunakan pada tahun depan. "Tinggal mereka berinovasi setelah kita kukuhkan. Mereka juga akan jadi partner kita di pemerintahan," kata dia.

Ketua TCIC, Roni Fitra mengatakan, terdapat 16 subsektor dalam industri kreatif yang akan dikembangkan. Namun, TCIC akan menyusun rencana prioritas. Sebab, tak semua subsektor itu memiliki potensi yang tinggi di Kota Tasikmalaya."Mungkin kita akan membuat prioritas. Sejauh ini, ada tiga yang paing bepotensi, yaitu kriya, fesyen, dan kuliner," kata dia.

Kendati demikian, bukan berarti subsektor ekraf lainnya di Kota Tasikmalaya tak akan dikembangkan. Ke depan, pihaknya akan melakukan kolaborasi antarsubsektor agar bisa maju bersama.Roni mengatakan, pada tahun ini, langkah pertama TCIC adalah fokus melakukan pendataan pelaku ekraf di Kota Tasikmalaya. Dari situ, baru bisa dipetakan subsektor yang menjadi unggulan. "Soalnya selama ini kita belum punya data yang akurat mengenai itu. Baru setelah didata, kita akan riset dulu potensi yang ada," kata dia. 

Setelah melakukan pendataan dan riset, TCIC akan melakukan pelatihan, peningkatan kapasitas usaha, dan kolaborasi. Tujuannya, seluruh pelaku ekraf dapat meningkatkan kualitas konten dan meningkatkan nilai tambah dari konten itu. Roni berharap, TCIC akan menjadi wadah untuk semua pelaku ekraf di Kota Tasikmalaya mengembangkan diri bersama. "Jadi supaya kerajinan, seni, semua itu bisa memiliki nilai ekonomi," kata dia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement