Rabu 24 Mar 2021 22:52 WIB

AS Desak Turki Tinggalkan Sistem Rudal Rusia

AS telah menjatuhkan sanksi ke Turki karena membeli sistem rudal S-400

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Teguh Firmansyah
 Menlu AS Antony Blinken.
Foto: EPA-EFE/SHAWN THEW
Menlu AS Antony Blinken.

REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS – Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat (AS) Antony Blinken melakukan pertemuan dengan Menlu Turki Mevlut Cavusoglu pada Rabu (24/3). Pada kesempatan, Blinken mendesak Cavusoglu agar Turki tak mempertahankan sistem rudal Rusia S-400.

"Menteri Blinken mendesak Turki untuk tidak mempertahankan sistem pertahanan udara S-400 Rusia," kata Departemen Luar Negeri AS dalam sebuah pernyataan.

Baca Juga

Pada Desember tahun lalu, AS menjatuhkan sanksi kepada Turki karena membeli sistem rudal S-400 yang dikembangkan Rusia. Sanksi Washington membidik Presidensi Industri Pertahanan Turki (SSB).

Wujud dari sanksi antara lain pelarangan semua lisensi ekspor AS dan otorisasi untuk SSB.

AS pun membekukan aset dan menerapkan pembatasan visa terhadap Ismail Demir selaku presiden SSB. Terdapat tiga pejabat SSB lainnya yang turut menjadi target sanksi Washington.

Pekan lalu, Menteri Pertahanan (Menhan) AS Lloyd Austin mendesak India agar tak membeli sistem rudal S-400 buatan Rusia. Dia pun memperingatkan tentang sanksi yang mungkin diterima New Delhi jika melakukan hal demikian. "Kami pasti mendesak semua sekutu kami, mitra kami untuk menjauh dari peralatan Rusia, dan benar-benar menghindari segala jenis akuisisi yang akan memicu sanksi atas nama kami," kata Austin kepada awak media seusai bertemu Menhan India Rajnath Singh di New Delhi pada Sabtu (20/3).

Austin menyebut sejauh ini belum ada sistem rudal S-400 yang dikirim ke India. Dengan demikian, kemungkinan sanksi tidak dibahas. Sistem rudal S-400 disebut lebih unggul dibandingkan US Patriot.

Para ahli percaya bahwa S-400 dapat mendeteksi dan menembak jatuh target termasuk rudal balistik, jet musuh serta pesawat nirawak (drone) hingga jarak 600 kilometer, pada ketinggian antara 10 meter dan 27 kilometer. S-400 dapat melesat dengan kecepatan maksimum 17 ribu kilometer per jam, sedangkan US Patriot hanya 5.000 kilometer per jam.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement