Kamis 25 Mar 2021 03:42 WIB

Survei: 80 Persen Masyarakat Indonesia Sambut Vaksinasi

Indonesia juga negara paling optimistis akan adanya pemulihan dan peningkatan ekonomi

Petugas kesehatan memasukan vaksin Covid-19 ke jarum untuk disuntikkan (ilustrasi)
Foto: Antara/Nova Wahyudi
Petugas kesehatan memasukan vaksin Covid-19 ke jarum untuk disuntikkan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berdasarkan hasil survei terbaru, Indonesia muncul sebagai negara  kedua di Asia Tenggara yang masyarakatnya paling banyak bersedia dan semangat divaksin (80 persen) pada tahun 2021. Indonesia hanya kalah dari Vietnam yang sebanyak 94 persen masyarakatnya bersedia dan bersemangat divaksin. Pada urutan ketiga adalah Thailand (78 persen), Singapura (77 persen), Malaysia (76 persen), dan terakhir Filipina (68 persen). 

Data tersebut merupakan hasil survei terbaru yang dilakukan Ipsos, perusahaan peneliti pasar atau market research global, untuk memahami perkembangan opini dan perilaku masyarakat selama pandemi Covid-19, gelombang ketiga. Survei diadakan secara daring sejak 4- 15 Februari 2021 yang mencakup negara di Asia Tenggara; Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand, Vietnam, dan Filipina.

"Laporan hasil survei gelombang ketiga Ipsos ini sangat komprehensif, mencakup berbagai aspek, mulai dari opini dan perilaku masyarakat terhadap vaksin, perkembangan perilaku konsumsi, situasi ekonomi dan pendapatan masyarakat, minat beli konsumen, pilihan saluran pembelian (purchasing channel) dan penggunaan dompet digital (e-wallet), serta industri UMKM dan jenis produk yang paling diminati masyarakat saat ini. Tak hanya itu, hasil survei ini juga memberikan proyeksi perilaku konsumsi ke depannya, sehingga pemain bisnis dapat mengetahui trend dan sektor yang akan berkembang ke depannya," jelas Managing Director Ipsos Indonesia, Soeprapto Tan, dalam siaran pers, Kamis (24/3).

Banyaknya masyarakat yang bersedia bahkan ingin segera divaksin, seperti hasil penelitian di atas, menunjukkan program kampanye yang dilakukan Pemerintah Indonesia sejak pertengahan tahun 2020 lalu, guna memberikan edukasi, imbauan, serta ajakan kepada masyarakat untuk bersedia mendapatkan vaksin Covid-19 cukup berhasil. "Tingkat pemahaman masyarakat Indonesia mengenai vaksin itu sendiri, efek samping, dan potensi mereka yang memiliki resiko tertular cukup baik," kata Soeprapto.

Lebih lanjut, hasil survei menyatakan mayoritas masyarakat Indonesia melihat ada lima kelompok prioritas tertinggi yang perlu segera mendapatkan vaksinasi Covid-19, yaitu tenaga kesehatan (nakes) (71 persen) dan pekerja garis depan atau frontliners (29 persen), aparatur negara (26,5% persen),  lansia (16,7 persen) dan pekerja layanan publik seperti pekerja di pasar tradisional atau mall, pekerja restoran, guru dan tenaga pendidik, lainnya (15,75 persen), baru kemudian kelompok atau golongan usia dewasa usia 18-59 tahun (14.4 persen) dan penduduk usia di bawah 18 tahun (6 persen). Hal ini sejalan dengan strategi yang diterapkan pemerintah, yaitu tahap 1 ditujukan bagi nakes dan aparatur negara seperti polisi, tentara (ABRI/TNI), dan tahap 2 yang saat ini sedang berjalan bagi lansia, pekerja publik, dan dalam waktu dekat akan direalisasikan pada guru & tenaga pendidikan.

Selain itu, Indonesia juga konsisten sebagai negara paling optimistis akan adanya pemulihan dan peningkatan ekonomi dalam enam bulan ke depan (76 persen) dibandingkan negara lain se-Asia Tenggara. Adapun hasil survei gelombang kedua pada September 2020, optimisme masyarakat Indonesia juga tertinggi sebesar 75 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement