Kamis 25 Mar 2021 12:51 WIB

Bangladesh akan Gabung Forum Akreditasi Halal Internasional

Bangladesh ingin memperkuat posisi negara dalam pasar produk halal di seluruh dunia.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Esthi Maharani
Bendera Bangladesh.
Foto: Anadolu Agency
Bendera Bangladesh.

IHRAM.CO.ID, DHAKA -- Bangladesh akan segera menjadi anggota Forum Akreditasi Halal Internasional (IHAF). Bergabungnya negara tersebut bertujuan untuk memperkuat posisi negara dalam pasar produk halal di seluruh dunia. Untuk mendukung tujuan tersebut, Bangladesh juga telah mengajukan permohonannya setelah mendapat persetujuan kabinet.

Sekretaris Industri KM, Ali Azam, mengatakan setelah menjadi anggota IHAF, sertifikasi Dewan Akreditasi Bangladesh (BAB) akan diterima di seluruh dunia. Ia juga menginformasikan Bangladesh sedang berusaha menjadi anggota dari Standards and Metrology Institute for Islamic Countries (SMIIC).

Dikutip di Bangladesh Sangbad Sangstha, Kamis (25/3), ia mengatakan Bangladesh memiliki potensi untuk menjadi pemain utama di pasar halal global. Pemerintah telah memberikan semua dukungan untuk memperluas pasar produk halal Bangladesh.

Direktur Jenderal Asia Tenggara Kementerian Luar Negeri, M J H Jabed, mengatakan Bangladesh harus mencari industri halal untuk meningkatkan ekspornya guna mencapai tujuan pembangunan, Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) 2030 dan Visi 2041.

"Untuk menjadi negara maju, jika kita ingin meningkatkan ekspor kita menjadi 80 miliar dolar AS dari 40 miliar dolar yang ada, kita harus pindah ke industri halal. Permintaan industri halal tumbuh dari hari ke hari,” kata dia.

Sejalan dengan meningkatnya permintaan produk halal di seluruh dunia, Konsultan Pengembangan Zona Otoritas Zona Ekonomi Bangladesh (BEZA), AKM Mahbubur Rahman, mengatakan pihaknya siap menawarkan tanah yang dikembangkan dengan paket insentif yang menarik untuk mendirikan "Halal Hub" di zona ekonominya.

Dia mengatakan Bangladesh didominasi oleh Muslim dengan populasi lebih dari 170 juta. Masyarakat Muslim di negara ini sebagian besar prihatin tentang makanan halal. Karena itu, sebagian besar populasi telah menargetkan untuk memproduksi barang-barang halal untuk konsumsi mereka sendiri, serta memperoleh pendapatan dengan menjual produknya.

Meski demikian, dia mengatakan negara memiliki kekurangan atas pengaturan kelembagaan, untuk mempromosikan industri halal utamanya dengan mekanisme seperti sertifikasi produk halal dan promosi pemasaran luar negeri.

"Negara memiliki banyak peluang untuk melibatkan produksi dan ekspor produk halal, negara ini tidak dapat mendiversifikasi bisnis luarnya," ujar AKM Mahbubur Rahman.

Mahbubur Rahman menginformasikan industri halal global diperkirakan bernilai sekitar 2,3 triliun dolar AS dan tumbuh dengan perkiraan tingkat tahunan sebesar 20 persen. Industri ini bernilai sekitar 560 miliar dolar setahun.

Dengan demikian, pasar halal menjadikannya sebagai salah satu segmen konsumen dengan pertumbuhan tercepat di dunia. Pasar global 1,8 miliar Muslim tidak lagi terbatas pada produk makanan dan makanan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement