Jumat 26 Mar 2021 13:42 WIB

Vandalisme Targetkan Masjid di Siprus dengan Gambar Salib

Sentimen anti-Islam dan masjid meningkat di Siprus

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Nashih Nashrullah
Sentimen anti-Islam dan masjid meningkat di Siprus. Ilustrasi vandalisme.
Foto: nbcphiledhelphia
Sentimen anti-Islam dan masjid meningkat di Siprus. Ilustrasi vandalisme.

REPUBLIKA.CO.ID, NICOSIA -- Sebuah masjid di Siprus mengalami perusakan fasad oleh beberapa pihak tak bertanggung jawab. Mereka menggambar fasad masjid dengan bendera dan slogan Yunani, Kamis (25/3). 

Tindakan perusakan fasad di masjid Siprus yang terpecah secara etnis ini lantas menuai kecaman keras dari pihak berwenang. 

Baca Juga

Masjid yang terletak di sebelah barat Kota Limassol dekat pantai selatan Siprus, dicat biru dengan stensil bendera Yunani di bagian luar batunya. Salib Kristen, juga dengan warna biru, dilukis di dua pintu kayunya. 

Dilansir di Reuters, Jumat (26/3), tindakan tidak bertanggung jawab ini terjadi tepat pada peringatan dua abad pemberontakan Yunani tahun 1821, yang mengakhiri kekuasaan Ottoman di Yunani. 

Siprus, yang juga merupakan bagian dari Kekaisaran Ottoman, menjadi protektorat Inggris pada 1878. Kemudian, wilayah ini menjadi koloni dan memperoleh kemerdekaan pada 1960. 

Baca juga : Maison Weiner Suguhkan Kelegitan Roti Eropa Zaman Belanda

Otoritas Siprus mengutuk insiden tersebut. Mereka menyebut tindakan itu tidak dapat diterima dan tidak masuk akal, serta merupakan bentuk patriotisme yang menodai tempat-tempat ibadah agama. 

Lintasan Religius dari Proses Perdamaian Siprus, sebuah kelompok antaragama, menyebut tindakan mengotori masjid ini sebagai hal yang memalukan. 

Siprus mengalami perpecahan antara penduduk Siprus Yunani dan Siprus Turki setelah invasi Turki. Hal ini terjadi pada 1974 yang dipicu kudeta singkat yang diilhami Yunani. 

Upaya mediasi yang tak terhitung jumlahnya telah gagal untuk menyembuhkan perpecahan. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di sisi lain bersiap meluncurkan upaya baru di Jenewa pada April mendatang. 

"Tindakan jahat seperti ini tidak berkontribusi apa pun pada penciptaan iklim yang tepat, untuk menyelesaikan masalah Siprus dan menyatukan kembali negara kami," kata Juru Bicara Pemerintah Siprus, Kyriakos Koushos.    

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement