Jumat 26 Mar 2021 14:29 WIB

Korut Luncurkan Rudal Tipe Baru, Bisa Bawa Hulu Ledak Nuklir

Kedua rudal terbaru ini mampu mencapai target hingga 600 kilometer.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Teguh Firmansyah
Seorang pria di Korsel menyaksikan siaran berita tentang Korut yang menembakkan rudalnya pada Senin (9/3). Kemenlu China pertanyakan alasan Korut luncurkan proyektil pada Senin (9/3) pagi.
Foto: Jeon Heon-Kyun/EPA
Seorang pria di Korsel menyaksikan siaran berita tentang Korut yang menembakkan rudalnya pada Senin (9/3). Kemenlu China pertanyakan alasan Korut luncurkan proyektil pada Senin (9/3) pagi.

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Korea Utara (Korut) mengklaim rudal yang diluncurkan pada Kamis (25/3) adalah "proyektil taktis tipe baru". Ini adalah peluncuran balistik pertama Korut sejak Joe Biden menjabat sebagai presiden Amerika Serikat (AS).

Dalam sebuah pernyataan pada Jumat (26/3), Korut mengatakan kedua senjata itu mencapai target uji sejauh 600 kilometer di lepas pantai Korut. Pernyataan Korut ini membantah komentar Jepang yang mengatakan bahwa rudal Korut melintas sejauh 400 kilometer.

Baca Juga

"Pengembangan sistem senjata ini sangat penting dalam memperkuat kekuatan militer negara dan mencegah segala macam ancaman militer," ujar pemimpin senior yang mengawasi uji coba rudal, Ri Pyong-chol, dilansir BBC.

Menurut Pyongyang, rudal baru ini mampu membawa muatan seberat 2,5 ton yang memungkinkan membawa hulu ledak nuklir. Pemimpin Korut Kim Jong-un tidak hadir dalam peluncuran rudal tersebut.

Korut melakukan serangkaian uji coba rudal pada paruh pertama tahun lalu. Situs web NK News melaporkan, para analis meyakini jenis rudal yang ditembakkan pada akhir pekan lalu sama dengan rudal yang diluncurkan pada April dan Juli 2020.

Kantor berita Yonhap melaporkan "tanda-tanda" bahwa Pyongyang mengerahkan beberapa peluncur roket dan senjata lainnya di pulau perbatasan barat Changrin.

Seorang pejabat militer mengatakan, tanda-tanda itu pertama kali terdeteksi beberapa bulan lalu. Dia mencatat sejumlah besar pasukan dan "banyak jenis" senjata, termasuk senjata pantai telah ditempatkan di pulau tersebut. Changrin terletak tepat di utara Garis Batas Utara (NLL), perbatasan maritim antar-Korea de facto, dan sekitar 45 kilometer (28 mil) dari pulau Yeonpyeong di Korea Selatan.

"Militer kami telah melacak dan memantau gerakan militer Korea Utara dengan cermat, sementara otoritas intelijen Korea Selatan dan AS telah menjaga kerja sama yang erat," kata juru bicara Kepala Staf Gabungan Kim Jun-rak.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement