Jumat 26 Mar 2021 14:42 WIB

Benarkah tak Ada Hadits Sahih Keutamaan Nisfu Syaban?

Terdapat hadits sahih tentang keutamaan malam nisfu Syaban

Terdapat hadits sahih tentang keutamaan malam nisfu Syaban. Ilustrasi Syaban
Foto: Pixabay
Terdapat hadits sahih tentang keutamaan malam nisfu Syaban. Ilustrasi Syaban

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Keutamaan pertengahan Syaban atau 15 Syaban kerap dipersoalkan sejumlah kalangan. Salah satunya adalah, klaim bahwa tidak ada satu hadits sahihpun terkait dengan keutamaan hari tersebut. Benarkah demikian?

Direktur Aswaja Center Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur, KH Maruf Khozin, yang juga Ketua Komisi Fatwa MUI Jatim itu menyatakan bahwa klaim tersebut tidaklah benar. 

Baca Juga

Dia menukilkan sejumlah riwayat tentang keberadaan hadits sahih tentang keutamaan nisfu Syaban, yaitu sebagai berikut:    

عَنْ مُعَاذِ بن جَبَلٍ عَن ِالنَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ يَطَّلِعُ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ عَلَى خَلْقِهِ لَيْلَةَ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَيَغْفِرُ لِجَمِيْعِ خَلْقِهِ إِلاَّ لِمُشْرِكٍ أَوْ مُشَاحِنٍ  

Dari Mua’dz bin Jabal RA, dia berkata, “Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah memperhatikan hamba-Nya (dengan penuh rahmat) pada malam Nishfu Sya’ban, kemudian Dia akan mengampuni semua makhluk-Nya kecuali orang musyrik dan musyahin (orang yang hatinya ada kebencian antarsesama umat Islam).” 

رواه الطبراني في الكبير والأوسط قال الهيثمى ورجالهما ثقات. ورواه الدارقطنى وابنا ماجه وحبان فى صحيحه عن ابى موسى وابن ابى شيبة وعبد الرزاق عن كثير بن مرة والبزار   

(HR Thabrani fi Al-Kabir no 16639, Daruquthni fi Al-Nuzul 68, Ibnu Majah no 1380, Ibnu Hibban no 5757, Ibnu Abi Syaibah no 150, Al-Baihaqi fi Syu’ab al-Iman no 6352, dan Al-Bazzar fi Al Musnad 2389). 

Kiai Ma’ruf mengatakan peneliti hadits Al-Haitsami menilai para perawi hadits ini sebagai orang-orang yang terpercaya. “Lihat dalam Majma’ Al-Zawaid 3/395,” ujar dia, dalam keterangannya kepada Republika.co.id, Jumat (26/3).   

Kiai Ma’ruf juga menukilkan penilaian Albani atas hadits tersebut sebagaimana disebutkan dalam As-Silsilah al-Ahadits as-Shahihah. 

قَالَ الْأَلْبَانِي فِي " السِّلْسِلَةِ الصَّحِيْحَةِ " 3 / 135 : حَدِيْثٌ صَحِيْحٌ ، رُوِيَ عَنْ جَمَاعَةٍ مِنَ الصَّحَابَةِ مِنْ طُرُقٍ مُخْتَلِفَةٍ يَشُدُّ بَعْضُهَا بَعْضًا وَهُمْ مُعَاذُ بْنُ جَبَلٍ وَأَبُوْ ثَعْلَبَةَ الْخُشَنِي وَعَبْدُ اللهِ بْنُ عَمْرٍو وَأَبُوْ مُوْسَى الْأَشْعَرِي وَأَبُوْ هُرَيْرَةَ وَأَبُوْ بَكْرِ الصِّدِّيْقُ وَعَوْفُ بْنُ مَالِكٍ وَعَائِشَةُ . 

Syekh Al-Albani berkata: “Ini adalah hadits sahih. Diriwayatkan dari banyak sahabat dengan jalur riwayat yang berbeda-beda, yang saling menguatkan. Mereka adalah Muadz bin Jabal, Abu Tsa’labah al-Khusyani, Abdullah bin Amr, Abu Musa al-Asy’ari, Abu Hurairah, Abu Bakar ash-Shiddiq, Auf bin Malik dan Aisyah.” ( Lihat as-Silsilah ash-Shahihah 3/135)  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement