Sabtu 27 Mar 2021 00:34 WIB

‘PTM di DKI Perlu Persiapan Matang’

Warga lingkungan sekolah juga harus membantu pelaksanaan PTM.

Rep: Flori Sidebang/ Red: Bilal Ramadhan
Karyawan memasang penyekat di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 4, Jakarta Pusat, Senin (22/3/2021). Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berencana membuka sejumlah sekolah dari jenjang Sekolah Dasar (SD) sampai dengan Sekolah Menengah Atas (SMA) untuk dijadikan percontohan pembelajaran tatap muka dengan protokol kesehatan pada bulan Juli 2021.
Foto: Antara/M Risyal Hidayat
Karyawan memasang penyekat di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 4, Jakarta Pusat, Senin (22/3/2021). Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berencana membuka sejumlah sekolah dari jenjang Sekolah Dasar (SD) sampai dengan Sekolah Menengah Atas (SMA) untuk dijadikan percontohan pembelajaran tatap muka dengan protokol kesehatan pada bulan Juli 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi E DPRD DKI Jakarta Solikhah meminta Pemprov DKI melakukan persiapan yang matang terkait rencana pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah. Persiapan ini khususnya untuk jenjang sekolah dasar (SD). Menurut dia, salah satu hal yang perlu menjadi perhatian yaitu gedung sekolah.

Solikhah menyebut, gedung sekolah beserta seluruh ruang kelas harus terlebih dahulu dibersihkan dan disemprot disinfektan. Sebab, sudah setahun lebih tidak digunakan akibat pandemi Covid-19 yang terjadi sejak Maret 2020 lalu.

“Jangan sampai gedung dan ruang tersebut menjadi sarang penyakit yang bisa menyerang siswa yang menjalani pembelajaran tatap muka,” kata Solikhah, Jumat (26/3).

Kemudian, sambung Solikhah, perlu kajian mengenai model pembelajaran, termasuk durasi pembelajaran tatap muka yang akan dilakukan. Apakah akan dilakukan tiap hari, apakah untuk semua jenjang kelas secara berbarengan dan apakah akan dilakukan secara hybrid, yaitu sebagian tatap muka dan sebagian daring.

“Jika dilakukan secara hybrid, tentu perlu upaya yang besar dari guru pengajar,” ujar Wakil Sekretaris Fraksi PKS DKI Jakarta itu.

Sedangkan yang ketiga, lanjut dia, proses pembelajaran tatap muka juga harus diawasi secara ketat dalam penerapan protokol kesehatan, terutama bagi siswa SD. Ia menilai, tidak hanya para siswa yang harus disiplin melaksanakan protokol kesehatan, tapi juga guru, orang tua, penjaga sekolah dan seluruh yang hadir ke sekolah.

Di sisi lain, Solikhah mengingatkan, jika pembelajaran tatap muka ini akan dilaksanakan, maka harus mendapatkan persetujuan dari orang tua siswa dan juga dukungan dari lingkungan sekitar sekolah. Ia mencontohkan, orang tua selalu menyiapkan bekal dari rumah agar anak tidak jajan dan membeli sembarang makanan di luar sekolah.

“Warga di lingkungan sekitar juga membantu mengawasi lingkungan sekitar sekolah yang dilaksanakan PTM ini. Jadi tidak semuanya dibebankan ke sekolah dan ketika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, hanya menyalahkan pihak sekolah,” ujar dia.

Sebelumnya, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakan, Dinas Pendidikan DKI Jakarta akan segera melakukan uji coba sekolah tatap muka dalam dua bulan ke depan. Riza menyebut, uji coba terbatas itu bakal dilakukan secara bertahap pada 50-100 sekolah.

"Ya mungkin sampai 50-60, paling banyak 100 sekolah yang akan kita uji cobakan (tatap muka) dalam dua bulan ke depan," kata Riza beberapa waktu lalu.

Meski demikian, dia belum menjelaskan waktu pelaksanaan uji coba terbatas tersebut. Dia hanya mengatakan, saat ini Dinas Pendidikan DKI Jakarta tengah menyusun aturan dan mekanisme pelaksanaan sekolah tatap muka.

Ia mengatakan, uji coba terbatas sekolah tatap muka itu digelar secara campuran antara offline dan online. Dia menyampaikan, tentu dengan batasan tidak lebih dari 50 persen di beberapa sekolah, mulai dari SD hingga SMA yang akan diuji cobakan di seluruh Jakarta.

"Nanti kita akan lihat hasilnya. Kalau hasilnya baik, ke depan akan kita tingkatkan lagi,” ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement