Jumat 26 Mar 2021 20:45 WIB

Sentra Ternak, Kandang Tempat Rahman Belajar Merawat Kambing

Rahman merupakan salah satu penerima manfaat yang diberdayakan Dompet Dhuafa

Sudah pukul 15.30 WIB, sepertihalnya nuansa sore di pedesaan, nampak langit mulai menjingga selaras dengan matahari yang ingin undur diri. Sentra Ternak Dompet Dhuafa Jawa Tengah di Desa Tamanharjo, Kecamatan Limbangan, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah lebih terdengar ramai. Rupanya ratusan kambing sudah merengek minta jatah pakan sore hari.
Foto: istimewa
Sudah pukul 15.30 WIB, sepertihalnya nuansa sore di pedesaan, nampak langit mulai menjingga selaras dengan matahari yang ingin undur diri. Sentra Ternak Dompet Dhuafa Jawa Tengah di Desa Tamanharjo, Kecamatan Limbangan, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah lebih terdengar ramai. Rupanya ratusan kambing sudah merengek minta jatah pakan sore hari.

REPUBLIKA.CO.ID, KENDAL--Sudah pukul 15.30 WIB, sepertihalnya nuansa sore di pedesaan, nampak langit mulai menjingga selaras dengan matahari yang ingin undur diri. Sentra Ternak Dompet Dhuafa Jawa Tengah di Desa Tamanharjo, Kecamatan Limbangan, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah lebih terdengar ramai. Rupanya ratusan kambing sudah merengek minta jatah pakan sore hari.

Saat itulah Miftahul Rahman (29) memulai tugasnya sebagai anak kendang. “Sudah sore mas, jadi sudah waktunya makan,” begitu Rahman memulai pembicaraan pada (Jumat, 26/03).

Dengan menggunakan seragam anak kendang, Rahman, begitu sering disapa memulai meramu pakan kambing yang terdiri dari campuran konsentrat. Dengan presisi dibantu ketiga rekannya, Rahman menyusun berkarung-karung pakan untuk ratusan kambing yang telah lapar. Kegiatan itu telah menjadi rutinitasnya selama dua pekan terakhir, sejak Rahman menjadi anak kandang di Sentra Ternak Dompet Dhuafa Jawa Tengah.

Rahman merupakan salah satu penerima manfaat yang diberdayakan Dompet Dhuafa melalui progam Sentra Ternak. Disana, Rahman dilatih dan diberikan skill pengolahan kandang dan seluk beluk peternakan kambing. “Sudah dua minggu mas, saya sudah banyak belajar banyak dari kegiatan saya sebagai anak kandang di Sentra Ternak Dompet Dhuafa Jawa Tengah ini,” tambah Rahman.

 

Terlihat Rahman mengolah pakan, dan memperlakukan kambing, tidak ada yang percaya bahwa Rahman adalah lulusan teknik kelistrikan. Rupanya kemampuannya itu dapat dari latar tempat tinggalnya, dimana banyak warga yang beternak kambing kelas rumah tangga, atau lebih sering disebut sistem ternak plasma. Bekerja di Sentra Ternak, adalah langkah yang Rahman ambil untuk bisa mendapatkan ilmu peternakan modern ala Dompet Dhuafa.“Saya lulusan kelistrikan, namun di Desa saya itu memang banyak kandang plasma. Warga masih beternak dengan cara yang sangat sederhana. Jadi tidak memberikan profit yang maksimal,” kata ayah satu anak tersebut.

Pakan sudah siap, karung berisi campuran konsentrat tersebut langsung didistribusikan ke kandang-kandang. Kambing yang tadinya berisik ‘mengembek’ seketika diam sekejap menikmati pakan yang Rahman ramu. Sambil melanjutkan memberi makan ke para ternak, Rahman kembali bercerita tentang kisahnya.

Melihat ternak plasma di Desannya, Rahman ingin menjadi yang pertama mendirikan peternakan yang lebih modern di kampung halaman. Sekarang ia menjadi pembelajar ilmu peternakan modern di Sentra Ternak Dompet Dhuafa Jawa Tengah. Rahman berharap, ketika sudah selesai, bisa mendirikan peternakan seperti halnya Sentra Ternak di rumahnya. 

“Pengen setelah ini, bisa mendirikan peternakan juga yang bagus speerti ini (Sentra Ternak Dompet Dhuafa). Sehingga mudah mengajak tetangga untuk mengembangkan peternakan plasmanya menjadi peternakan yang lebih modern dan profit bagi mereka,” jelas Rahman.

Pakan telah habis, karung yang tadi penuh pakan, kini sudah kosong. Kambing lahap memakan pakan yang telah dibuatnya. Senyum simpul mengembang di wajah Rahman dan ketiga anak kandang yang lain. Kambing yang lahap menjadi hiburan bagi mereka. Langit semakin menjadi jingga, kambing pun telah kenyang, Rahman undur diri dari kandang, kembali ke rumahnya. Namun cita-citanya membuat peternakan modern bagi Rahman, tak mengenal undur diri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement