Ahad 28 Mar 2021 11:41 WIB

Daging Olahan Tingkatkan Risiko Demensia Hingga 40 Persen

Produk daging olahan bisa tingkatkan risiko demensia meski dalam jumlah kecil.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Nora Azizah
Produk daging olahan bisa tingkatkan risiko demensia meski dalam jumlah kecil.
Foto: picpedia.org
Produk daging olahan bisa tingkatkan risiko demensia meski dalam jumlah kecil.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Konsumsi daging olahan meski dalam jumlah yang kecil dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit kognitif di kemudian hari. Produk daging olahan ini meliputi daging asap, sosis, daging kalengan, dan cured sapi serta babi.

Hal ini diungkapkan oleh tim penleiti dari University of Leeds melalui The American Journal of Clinical Nutrition. Studi ini melibatkan sampel dari 493.888 partisipan berusia 40-69 tahun yang sebelumnya tergabung dalam biobank Inggris.

Baca Juga

Dalam studi ini, peneliti mengestimasi konsumsi daging para partisipan melalui kuesioner dan penilaian pola makan 24 jam berulang. Sedangkan insiden semua demensia, termasuk penyakit Alzheimer (AD) dan demensia vaksular (VD) diidentifikasi melalui riwayat ke rumah sakit dan kematian yang terekam secara elektronik.

Selama studi, terdapat 2.896 insiden demensia di mana 1.006 di antaranya merupakan AD dan 490 lainnya merupakan VD. Berdasarkan hasil studi, diketahui bahwa setiap penamabahan konsumsi 25 gram daging olahan per hari berkaitan dengan peningkatan risiko demensia.

Jenis daging dinilai turut mempengaruhi risiko ini. Studi tak menemukan adanya korelasi signifikan antara konsumsi daging unggas olahan terhadap penurunan kognitif. Korelasi juga tampak tidak signifikan pada konsumsi daging merah bukan olahan. Akan tetapi, produk-produk daging olahan yang berasal dari daging merah tampak berkaitan dengan peningkatan risiko demensia.

Sebagai contoh, konsumsi dua strip bacon per hari saja dapat meningkatkan risiko demensia hingga 44 persen. Selain itu, laki-laki terlihat lebih terdampak oleh risiko ini.

"Di dunia, prevalensi demensia meningkat dan pola makan sebagai faktor yang bisa diubah dapat memainkan peran," jelas ketua tim peneliti Huifeng Zhang, seperti dilansir The Ladders, Ahad (28/3).

Zhang mengatakan temuan baru ini menambah daftar panjang dampak kesehatan yang mungkin terjadi akibat konsumsi daging merah olahan. Seperti diketahui, beberapa studi telah mengungkapkan bahwa konsumsi daging merah olahan yang tinggi berkaitan dengan peningkatan risiko beragam penyakit tidak menular.

Di samping itu, studi juga menemukan bahwa konsumsi daging merah non olahan justru dapat menurunkan risiko masalah kognitif di masa mendatang. Menurut studi, konsumsi 50 gram daging non olahan dapat berkontribusi pada penurnan risiko demensia sebanyak 19 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement