Senin 29 Mar 2021 15:57 WIB

Malaysia akan Meningkatkan Farmasi Halal

Target pertumbuhan ekspor halal Malaysia direvisi

Rep: Mabruroh/ Red: Esthi Maharani
Ilustrasi Makanan Halal
Foto: MGROL100
Ilustrasi Makanan Halal

IHRAM.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Otoritas halal Malaysia melakukan upaya untuk meningkatkan perawatan kesehatan dan farmasi. Karena nilai ekspor Farmasi turun pada tahun lalu dan investasi domestik juga hanya mengalami sedikit peningkatan.

Tahun lalu, Halal Development Corporation (HDC) mulai bersiap untuk menghadapi yang terburuk. Kepala eksekutif Hairol Ariffein Sahari bahkan telah mengakui bahwa badan pemerintah yang bertugas mempromosikan produk dan keahlian halal Malaysia kepada dunia telah merevisi target pertumbuhan ekspornya dari 8 persen menjadi hanya 3 persen untuk tahun ini.

"Selama periode penguncian di Malaysia bersama dengan gangguan logistik yang berlipat ganda, telah menimbulkan kerugian yang besar daripada yang diantisipasi HDC. Ini menyebabkan pengiriman halal menyusut sebesar 24 persen hingga 30,5 miliar ringgit pada 2020," Hairol mengumumkan pada Selasa (23/3) dilansir dari Salaam Gateway, Senin (29/3).

Total ekspor negara jauh lebih baik daripada sektor halal saja, menyusut hanya 1,4 persen menjadi 980,99 miliar ringgit. Pada sektor halal, HDC awalnya memperkirakan ekspor akan mencapai 42 miliar ringgit pada 2020. Namun demikian, kepala eksekutifnya tampak optimis dengan angka baru, yang dikumpulkan dari data kepemilikan.

“Kami melihat bahwa ada banyak ruang untuk pertumbuhan, terutama dalam lanskap eksportir Malaysia yang tumbuh di dalam negeri," kata Hairol.

Satu titik terang adalah peningkatan 1,25 persen dalam investasi langsung domestik ke taman halal, bernilai sekitar 200 juta ringgit, menandakan bahwa industri lokal terus tumbuh.

Malaysia memiliki 21 taman halal, 14 di antaranya berstatus Halal Malaysia (HALMAS), yang pada gilirannya memberikan insentif bagi penyewa mereka melalui HDC seperti pembebasan bea masuk dan pembebasan pajak hingga 10 tahun. Secara keseluruhan, ini memiliki 295 perusahaan, ketujuh di antaranya adalah perusahaan multinasional dan sisanya dimiliki secara lokal.

Hingga saat ini, pusat geografis strategis untuk manufaktur halal, jasa dan logistik ini telah menarik total investasi kumulatif 16,1 miliar ringgit sejak 2011, yang mendekati 60 persen berasal dari luar negeri. Menurut Kepala program taman halal HDC, Akmal Al Amini, hampir tiga perempat dari taman halal HALMAS saat ini ditempati.

"Taman ini mendukung industri dan bisnis lokal seperti halnya kawasan industri biasa,” kata Akmal.

“Perbedaannya adalah mereka bersaing secara global dalam industri halal, dan mereka menarik investasi asing dan domestik dari negara tetangga," tambahnya.

Dia menyebut merek global seperti Coca-Cola, Ajinomoto, Cargill dan PureCircle di antara penyewa multinasional. Hingga tahun lalu, fokus taman halal lebih pada makanan dan minuman, kosmetik, perawatan pribadi, dan logistik. Sementara produsen makanan dan minuman merupakan bagian terbesar dari bisnis yang menempati taman halal HALMAS

“Karena permintaan produk halal, kami perlu memiliki fasilitas yang lebih baik untuk investasi baru yang masuk ke Malaysia. Saat ini, kami ingin mempromosikan bisnis perawatan kesehatan, produsen obat-obatan, suplemen, obat-obatan, obat-obatan, dan vaksin," terang Akmal.

Hal ini sejalan dengan langkah-langkah yang diumumkan seminggu yang lalu untuk meningkatkan perkembangan industri obat-obatan halal Malaysia, yang telah dipilih oleh HDC sebagai area fokus utama selama empat tahun ke depan.

Korporasi berharap produk Malaysia akan menyumbang pendapatan 1,6 miliar ringgit per tahun pada 2025, dari hanya 401 juta ringgit pada 2019.

Farmasi adalah pendatang baru di merek halal Malaysia sejak otoritas negara itu memperkenalkan standar yang diperbarui dua tahun lalu, untuk memperluas cakupan sertifikasi halal dan mengatasi meningkatnya permintaan di bidang biologi dan, mungkin, pencarian vaksin halal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement