Kamis 01 Apr 2021 08:01 WIB

Sinergitas Polri dan Masyarakat Kunci Pencegahan Terorisme

Penanggulangan terorisme di Indonesia menjadi tanggungjawab semua anak bangsa.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Agus Yulianto
Anggota Komisi III DPR Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Cucun Ahmad Syamsurijal
Foto: Republika/nawir arsyad akbar
Anggota Komisi III DPR Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Cucun Ahmad Syamsurijal

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi III DPR RI Cucun Ahmad Syamsurijal menyikapi soal berbagai serangan terorisme yang terjadi belakangan ini. Menurutnya, sinergitas aparat Polri dan masyarakat menjadi kunci pencegahan serangan susulan. 

"Kami tentu sangat terkejut dengan rentetan serangan teroris ini meskipun dari pola sudah bisa diduga. Namun, kita semua harus benar-benar meningkatkan kewaspadaan terutama mendorong sinergisitas aparat keamanan dengan masyarakat untuk melakukan deteksi dini terhadap serangan susulan dari para teroris," kata Cucun dalam keterangan tertulisnya kepada Republika, Rabu (31/3).

Politikus PKB itu memandang penanggulangan terorisme di Indonesia menjadi tanggungjawab semua anak bangsa. Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Densus 88, Mabes Polri, hingga personel TNI merupkan benteng terakhir dalam upaya pencegahan terorisme. Sementara elemen masyarakat baik di semua tingkatan merupakan garda terdepan untuk mencegah bibit tumbuhnya terorisme. 

"Aksi serangan teroris seperti bom bunuh diri di Gereja Katedral maupun serangan ke Mabes Polri hari ini hanya muara dari proses indoktrinisasi para pentolan teroris yang secara teroganisir para eksekutor di lapangan. Di sinilah pentingnya masyarakat untuk melakukan deteksi dini terhadap penyebaran nilai atau paham yang mengarah pada radikalisme dan terorisme," ujarnya.

 Ketua Fraksi PKB DPR ini menilai, munculnya paham terorisme tidak bisa dilepaskan dari kesalahpahaman pelaku dalam memaknai ajaran agama. Cucun mengatakan, rata-rata pelaku terorisme memaknai ajaran agama dengan tafsir kekerasan yang kaku dan intoleran.

Baca juga : Pengamat Teroris Temukan Kejanggalan dari Insiden di Mabes

"Oleh karena itu kita semua perlu bersama-sama mengembangkan ajaran agama yang mengedepakan prinsip wasathiyah sehingga tidak mudah mengkafirkan dan menghalalkan darah orang lain," katanya.

Cucun pun berharap, masyarakat tetap tenang pasca serangkaian aksi teror yang dilakukan dalam beberapa hari terakhir. Dirinya yakin jika aparat Densus 88 Mabes Polri maupun BNPT akan segera bisa mengusut tuntas jaringan yang bermain dan menangkap aktor intelektual dari serangan teror beberapa hari terakhir. 

Terbukti satu hari setelah kejadian bom bunuh diri Makassar, beberapa calon terduga teroris mampu dilacak keberadaanya dan ditangkap dengan barang bukti bom high exspolosive baik dari Kabupaten Bekasi maupun Condet Jakarta Timur. 

"Kami minta masyarakat tenang dan mempercayakan sepenuhnya penanggulangan terorisme ini kepada pihak berwajib," tuturnya. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement