Jumat 02 Apr 2021 15:08 WIB

China Dorong Pertemuan ASEAN dan Myanmar

China berharap proses dialog dapat segera digelar untuk menyelesaikan konflik Myanmar

Rakyat Myanmar berkumpul untuk memprotes kudeta militer dan penahanan para pemimpin pro-demokrasi di Mandalay, Myanmar, 22 Februari 2021.
Foto: Anadolu Agency
Rakyat Myanmar berkumpul untuk memprotes kudeta militer dan penahanan para pemimpin pro-demokrasi di Mandalay, Myanmar, 22 Februari 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Pemerintah China mendukung para pemimpin pemerintahan anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) menggelar pertemuan khusus sesegera mungkin terkait kerusuhan di Myanmar. China pun berharap proses dialog dapat segera digelar.

"Myanmar merupakan anggota keluarga ASEAN dan tetangga dekat China. Kami semua berharap beberapa pihak berbeda di Myanmar dapat memulai dialog sesegera mungkin demi kepentingan jangka panjang negara itu dalam mengatasi perbedaan sesuai undang-undang yang berlaku dan mendukung demokratisasi," kata Menteri Luar Negeri China Wang Yi setelah bertemu Menlu Malaysia Hishamuddin Hussein di Kota Nanping, Provinsi Fujian, Kamis (1/4).

Baca Juga

"Kami semua percaya komunitas internasional akan menciptakan iklim yang bagus bagi situasi politik dalam negeri Myanmar sesuai dengan prinsip non-intervensi," ujarnya.

Pertemuan kedua menlu tersebut juga membicarakan agenda pascapandemi dan isu-isu lain, seperti vaksin dan perdagangan. China dan Malaysia juga telah mencapai kesepakatan bersama dalam memelihara perdamaian dan stabilitas di Laut China Selatan. Kedua negara sama-sama terlibat sengketa wilayah Laut China Selatan di samping Brunei Darussalam, Filipina, Vietnam, dan Taiwan.

Seperti diberitakan Antara Beijing sebelumnya, Menlu Wang Yi --yang juga anggota Dewan Negara China-- bertemu empat menlu negara anggota ASEAN, yakni Indonesia, Malaysia, Singapura, dan Filipina di Provinsi Fujian pada 31 Maret-2 April 2021.Pertemuan bilateral Indonesia dengan China dijadwalkan digelar pada Jumat di Kota Wuyishan, Provinsi Fujian.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement