Jumat 02 Apr 2021 19:07 WIB

Rusia Bersiap Tambah Peralatan Anti Huru-Hara

Pembelian ini ditengarai untuk menghadapi gelombang demonstran pro-Navalny.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Teguh Firmansyah
Masyarakat Rusia melakukan demonstrasi tidak sah terbesar  pada 23 Januari 2021 mendukung pembebasan pemimpin oposisi pemerintah Alexei Navalny.
Foto: Martin Shipenkov/EPA
Masyarakat Rusia melakukan demonstrasi tidak sah terbesar pada 23 Januari 2021 mendukung pembebasan pemimpin oposisi pemerintah Alexei Navalny.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Dokumen pengadaan negara menunjukkan, pemerintah Rusia telah mengeluarkan tender untuk membeli peralatan anti huru-hara dan perlengkapan pelindung polisi. Persiapan ini menjelang protes yang dirancang sekutu kritikus Kremlin Alexei Navalny dan akan menjadi yang terbesar dalam sejarah Rusia modern.

Tender Kementerian Dalam Negeri diterbitkan di portal daring pengadaan negara Rusia pada 30 Maret. Dokumen ini memperlihatkan permintaan penyediaan lebih dari 2.000 perlengkapan antihuru-hara polisi senilai sekitar 239 juta rubel. Setiap kit termasuk pelindung tubuh, helm, dan pelindung kaki.

Baca Juga

Kementerian Dalam Negeri juga mengeluarkan tender untuk pembelian 1.625 perlengkapan pelindung, 200 helm dan lebih, dari 400 rompi antipeluru. Padahal, pada Februari otoritas penjara mengeluarkan tender untuk pembelian ratusan taser, granat asap, dan alat pelindung setelah unjuk rasa nasional untuk mendukung Navalny.

Navalny dipenjara pada Februari atas tuduhan yang katanya dibuat-buat. Dia menyatakan mogok makan dalam upaya untuk memaksa penjara yang menahannya untuk memberikan perawatan medis yang tepat untuk  nyeri akut di punggung dan kakinya.

Sekutu Navalny yang telah menggelar tiga demonstrasi di musim dingin untuk menuntut pembebasan mengatakan akan mengumumkan tanggal untuk protes jalanan nasional baru setelah 500 ribu orang telah mendaftar untuk hadir. Sekitar 370 ribu orang telah mendaftar untuk bergabung. Pihak berwenang menyebut protes jalanan seperti itu ilegal dan telah berjanji untuk membubarkannya.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement