Ahad 04 Apr 2021 17:22 WIB

Ini Skema Uji Coba Sekolah Tatap Muka di Jakarta

Uji coba tatap muka di 100 sekolah Jakarta mulai 7 April hingga 29 April 2021.

Rep: Febryan. A/ Red: Ratna Puspita
[Ilustrasi] Stiker jaga jarak yang terpasang di lantai saat simulasi sekolah hybrid di SMP 255, Duren Sawit, Jakarta.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
[Ilustrasi] Stiker jaga jarak yang terpasang di lantai saat simulasi sekolah hybrid di SMP 255, Duren Sawit, Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI akan melakukan uji coba pembelajaran tatap muka di 100 sekolah mulai 7 April hingga 29 April 2021. Skema yang diterapkan adalah para siswa belajar tatap muka secara bergantian. 

Kepala Bidang Sekolah Dasar (SD) Dinas Pendidikan DKI Jakarta Momon Sulaeman mengatakan, uji coba ini hanya diperuntukkan untuk siswa kelas 4, 5, dan 6 SD. Selain itu, siswa kelas 7, 8, dan 9 SMP serta siswa kelas 10, 11, dan 12 SMA/SMK. 

Baca Juga

"Mekanismenya, sekolah dibuka 3 hari dalam 1 minggu, yakni pada hari Senin, Rabu dan Jumat. Sedangkan hari Selasa dan Kamis akan dilakukan pembersihan sekolah dengan desinfektan," kata Momon kepada Republika, Ahad (4/4). 

Pada hari Senin, siswa yang ikut belajar tatap muka adalah kelas 4 SD, 7 SMP, dan 10 SMA di sekolah masing-masing. Pada hari Rabu, giliran siswa kelas 5 SD, 8 SMP, dan 11 SMA. Pada Jumat untuk siswa kelas 6 SD, 9 SMP, dan 12 SMA. 

Selain dibagi per hari, jumlah siswa di dalam kelas juga dibatasi. Setiap kelas hanya diperbolehkan diisi 50 persen dari total siswa. 

"Siswa yang boleh masuk maksimal 50 persen dari jumlah siswa dan diizinkan oleh orang tua," ujar Momon. 

Karena itu, saat 50 persen siswa belajar tatap muka maka 50 persen sisanya belajar secara daring di rumah. Pada pekan selanjutnya, siswa yang sebelumnya belajar di rumah akan belajar langsung di sekolah. 

Jika selama masa uji coba ditemukan siswa maupun tenaga pendidik yang positif Covid-19 maka sekolahnya akan ditutup selama tiga hari. Selanjutnya akan dilakukan contact tracing oleh pihak Puskemas atau rumah sakit terdekat. 

"Semua sekolah yang ikut uji coba sudah koordinasi dengan Puskemas terdekat," kata Momon lagi.

Namun, Momon masih enggan membeberkan nama-nama sekolah yang ikut uji coba ini. Ia hanya menyebut, 100 sekolah yang ikut uji coba itu terdiri atas sekolah negeri dan swasta. 

Seratus sekolah itu, kata dia, terdiri atas lima Madrasah, satu Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM), dan 42 SD. Lalu 13 SMP, 9 SMA, dan 30 SMK. Momon menambahkan, uji coba sekolah tatap muka ini dilakukan secara terbatas untuk menentukan pelaksanaan sekolah tatap muka di Ibu Kota nantinya. 

Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Nahdiana, pada Rabu (31/3), mengatakan, saat uji coba belajar tatap muka, setiap siswa juga diatur berjarak 1,5 meter. Durasi belajar-mengajar tatap muka dibatasi hanya 3-4 jam untuk menghindari jam istirahat. 

Materi yang disampaikan adalah mata pelajaran esensial dan dinilai tidak efektif jika dilakukan secara daring (online). Disdik DKI telah memberikan pelatihan mengenai pembelajaran campuran atau blended learning kepada para guru yang terlibat selama masa uji coba ini. 

Pemerintah pusat sebelumnya menargetkan semua sekolah sudah dibuka Juli 2021. Pembelajaran tatap muka wajib dilakukan setelah vaksinasi guru dan tenaga pendidik tuntas dilaksanakan. 

Namun, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim mengatakan, sekolah yang sudah siap melakukan tatap muka maka boleh membuka sekolahnya sebelum Juli 2021. “Targetnya selesai semua sekolah sudah tatap muka di bulan Juli 2021,” kata dia. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement