Ahad 04 Apr 2021 17:41 WIB

Sekolah di DIY Harap Vaksinasi Guru Segera Dilaksanakan

Vaksinasi diharapkan dapat menjangkau banyak guru dan tenaga didik di DIY.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Andri Saubani
Guru memasangkan pelindung wajah siswa sebelum wisuda drive thru di SD Syuhada,  Yogyakarta. (ilustrasi)
Foto: Wihdan Hidayat/ Republika
Guru memasangkan pelindung wajah siswa sebelum wisuda drive thru di SD Syuhada, Yogyakarta. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Vaksinasi Covid-19 terhadap tenaga didik diharapkan dilakukan secepatnya. Sekolah di DIY menilai vaksinasi sangat penting dilakukan, terutama untuk menunjang pelaksanaan pembelajaran tatap muka.

"Melihat situasi kondisi yang ada, sangat diperlukan vaksinasi untuk guru dan tenaga didik," kata Kepala Sekolah SMK Negeri 3 Yogyakarta, Bujang Sabri kepada Republika, Ahad (4/4).

Baca Juga

Ia menyebut, bagi tenaga didik yang sudah tua sangat rentan terpapar Covid-19. Sehingga, dengan dilakukannya vaksinasi dapat menekan potensi terpaparnya tenaga didik dari penyebaran Covid-19.

Pasalnya, sudah ada tenaga didik dan pelajar di beberapa sekolah di daerah lain di Indonesia yang terpapar Covid-19 saat melaksanakan pembelajaran tatap muka. Untuk itu, kata Bujang, vaksinasi diharapkan dapat dilakukan segera dengan menjangkau banyak tenaga didik khususnya di DIY.

 

"Sangat penting untuk vaksinasi, apalagi kalau tenaga didik yang sudah tua," ujarnya.

Walaupun begitu, kata Bujang menuturkan, sudah ada pendataan terhadap tenaga didik dan karyawan sekolah untuk mengikuti vaksinasi Covid-19. Namun, pihaknya belum mendapatkan jadwal yang pasti terkait vaksinasi tersebut.

"Kami belum dapat jadwal pastinya kapan, tapi sudah didata. Semua warga sekolah, bapak dan ibu guru, karyawan, tenaga tata usaha, termasuk satpam dan cleaning service didata semua. Pendatan mulai dari nama, nomor HP, usia dan penyakit yang diderita," jelas Bujang.

Bujang juga berharap vaksinasi terhadap pelajar juga dapat dilakukan. Dengan begitu, diharapkan risiko penularan Covid-19 di lingkungan sekolah dapat diminimalisasi jika nantinya sudah ada kebijakan untuk dimulainya pembelajaran tatap muka.

"Berdasarkan informasi yang kita dapatkan, anak-anak usia SMA dan SMK itu kondisi imunnya bagus dan risiko terpapar kecil. Tapi kalau ada dana (dan ketersediaan vaksin mencukupi), menurut saya boleh-boleh saja (vaksinasi) untuk peserta didik," katanya.

Pemda DIY mengaku, akan menggelar vaksinasi Covid-19 massal dengan sasaran guru sebagai salah satu penerima vaksin. Kepala Dinas Kesehatan DIY, Pembayun Setyaningastutie mengatakan, vaksinasi terhadap guru ini dilakukan dalam rangka menunjang pembelajaran tatap muka terbatas yang akan digelar nantinya.

Walaupun begitu, sebagian vaksinasi terhadap guru ini sudah dilakukan kabupaten/kota. "Nah, yang kita sedang siapkan pekan depan (vaksinasi) untuk guru, kemudian pelaku pariwisata, UMKM dan lansia. Kita intinya mau membantu percepatan," kata Pembayun belum lama ini.

Pembayun menjelaskan, ditargetkan empat ribu guru yang akan divaksin. Vaksinasi ini utamanya diprioritaskan bagi sekolah milik Pemda DIY.

Selain itu, Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah V, Didi Achjari juga berharap agar semua civitas akademik di seluruh perguruan tinggi yang ada di DIY dapat tervaksinasi sebelum dimulainya kegiatan tatap muka di tingkat perguruan tinggi. "Sehingga, nanti di semester awal Juli (2021) ini sudah semuanya dosen dan tenaga kependidikan sudah melaksanakan vaksinasi," kata Didi.

Dengan sudah divaksinasi, seluruh civitas akademik sudah siap saat dimulainya kegiatan tatap muka. Didi juga berharap agar proses vaksinasi terhadap civitas akademik di DIY dapat diselesaikan secepatnya.

"Proses vaksinasi ini kan berjalan beberapa lama, saya yakin ini perlu satu bulan atau dua bulan untuk menyelesaikan semua dosen dan tenaga kependidikan," ujarnya.

Saat dimulainya kegiatan luring di jenjang perguruan tinggi, katanya, penerapan protokol kesehatan pencegahan Covid-19 tetap penting dilakukan. Walaupun begitu, kegiatan luring ini masih harus dilakukan secara terbatas.

"Upaya vaksinasi ini diharapkan dapat mendorong kegiatan kampus semakin normal dI semester mendatang. Walaupun, sekali lagi tidak memaksakan diri untuk 100 persen luring," jelas Didi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement