Selasa 06 Apr 2021 07:29 WIB

Penyuluh Diminta Kawal Petani Agar Produksi tak Terganggu

Peran penyuluh sangat penting dalam meningkatkan produktivitas petani.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Friska Yolandha
Sejumlah petani menyortir hasil panen padi saat senja di areal persawahan Desa Kawengen, Ungaran Timur, Kabupaten Semarang, Senin (15/3). Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo meminta para penyuluh pertanian untuk secara aktif mengawal dan mendampingi petani.
Foto: Antara/Aji Styawan
Sejumlah petani menyortir hasil panen padi saat senja di areal persawahan Desa Kawengen, Ungaran Timur, Kabupaten Semarang, Senin (15/3). Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo meminta para penyuluh pertanian untuk secara aktif mengawal dan mendampingi petani.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo meminta para penyuluh pertanian untuk secara aktif mengawal dan mendampingi petani. Peran penyuluh, menurut Syahrul sangat penting dalam meningkatkan produktivitas petani.

“Sesuai dengan arahan Presiden RI, kita harus menjamin ketersediaan pangan seluruh rakyat Indonesia. Ini berarti kebutuhan makanan 270 juta rakyat Indonesia wajib kita kawal, tidak boleh terganggu sama sekali,” kata Syahrul saat memberikan arahan pada kegiatan Coaching Penyuluh Pertanian di Bogor, Senin (5/4).

Baca Juga

Menurut Syahrul, pendampingan yang dilakukan penyuluh tidak hanya dalam hal produksi, tapi juga menyangkut pasca panennya. Peran penyuluh memang vital dalam pembinaan kepada petani guna memastikan penerapan teknologi pertanian yang direkomendasikan, memfasilitasi penumbuhan dan pengembangan kelembagaan petani dan kelembagaan ekonomi petani.

“Pengawalan kita tidak hanya saat on farm, tapi membantu setelahnya. Bagaimana kita memperbaiki pasca panen sehingga losses (kehilangan hasil produksi) lebih sedikit. Kita juga harus masuk ke hilirisasi sehingga produk yang dihasilkan bisa memiliki nilai tambah dan bisa dijual dengan harga yang baik,” tuturnya.  

Untuk itu, Syahrul juga meminta para penyuluh memanfaatkan teknologi, baik dalam mendampingi petani maupun menjaga kepresisian data pertanian. Kementerian Pertanian (Kementan) pun telah menyediakan aplikasi Simluhtan yang memudahkan pendataan yang dilakukan oleh penyuluh.

“Pertanian tidak boleh salah hitung, tidak boleh salah kalkulasi. Kalau pertanian salah kalkulasi, bisa terancam kehidupan 270 juta masyarakat Indonesia. Senjata bagus, peluru bagus, tapi kalau tidak ada juru tembaknya maka akan sulit,” terangnya.

Menyadari pentingnya peran penyuluh, Syahrul menyatakan berkomitmen untuk berupaya meningkatkan kesejahteraan penyuluh.

“Ini merupakan upaya yang telah kita perjuangkan sejak lama,” ungkap Syahrul.

Kegiatan Coaching Penyuluh Pertanian tersebut diikuti oleh sebanyak 9.514 orang penyuluh pertanian, terdiri dari 200 orang penyuluh yang hadir secara tatap muka dan sisanya mengikuti secara daring dari seluruh Indonesia. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement