Rabu 07 Apr 2021 13:58 WIB

Dokter UEA Sarankan Pasien Covid-19 tidak Puasa Ramadhan

Pasien Covid-19 dengan gejala berat disarankan tidak puasa Ramadhan

Rep: Mabruroh/ Red: Esthi Maharani
Salah satu sudut kota Abu Dhabi.
Foto: EPA
Salah satu sudut kota Abu Dhabi.

IHRAM.CO.ID, ABU DHABI -- Pakar Sistem Pernapasan Uni Emirat Arab (UEA) menyarankan agar pasien covid-19 tidak memaksakan diri melakukan puasa Ramadhan. Terutama, mereka yang terinfeksi virus corona dengan gejala yang sangat parah dan sedang berjuang melawan virus tersebut.

"Mereka yang mengalami infeksi parah yang dirawat di rumah sakit harus sedikit berhati-hati apabila berpuasa," kata Ahli Paru Dr Mohammed Harris dilansir dari Al Arabiya pada Rabu (7/4).

Menurutnya, berdasarkan penelitian yang ada, berpuasa bagi orang sehat memang dapat meningkatkan imun, meningkatkan kekebalan tubuh. Akan tetapi, lonjakan kasus Covid-19 di UEA menunjukkan lebih banyak orang yang menderita komplikasi kesehatan.

Pakar sistem pernapasan yang berbasis di Sharjah ini, mengaku tidak mengharapkan jumlah Covid-19 meningkat tajam seperti yang terjadi selama Ramadhan 2020.  Harris mengingatkan pentingnya menjaga pola makan sehat selama berpuasa dan mematuhi larangan buka puasa agar virus tidak menyebar.

"Tidak seperti Ramadhan lalu, sekarang kami memiliki banyak pasien pasca-Covid-19 yang lemah, dari segi kekebalan,” ungkapnya.

"Mereka menderita fibrosis paru-paru atau beberapa masalah lain di organ tubuh lain, jadi bagi orang-orang seperti itu, saya pikir lebih baik tidak berpuasa, karena mereka memiliki masalah dehidrasi," tambahnya.

Sedangkan bagi mereka yang sehat, puasa tidak meningkatkan kerentanan terhadap infeksi, justru dengan puasa dapat meningkatkan kekebalan tubuh jika melakukannya dengan cara yang tepat.

"Ini akan melibatkan peningkatan asupan antioksidan dengan makan buah dan sayuran, dan makanan tinggi vitamin D, serta menghindari makan berlebihan," kata Harris.

Harris sangat mendukung kampanye vaksinasi di UEA untuk menghentikan penyebaran virus corona. Sehingga ia berharap Ramadhan 2022 nanti akan berbeda dan akan kembali normal.

"Saya merasa jika kecenderungan alami dari infeksi berlanjut pada Ramadhan berikutnya, kita akan berada pada posisi yang lebih baik dan hampir kembali ke kehidupan normal kita," ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement