Dokter UEA Sarankan Pasien Covid Bergejala Parah tidak Puasa

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Ani Nursalikah

Rabu 07 Apr 2021 14:44 WIB

Dalam file foto tanggal 26 April 2020 ini, seorang komuter yang mengenakan masker untuk membantu mengekang penyebaran virus corona, tidur di dalam Metro tanpa pengemudi saat melewati Burj Khalifa, gedung tertinggi di dunia, di Dubai, Uni Emirat Arab. Foto: AP / Jon Gambrell Dalam file foto tanggal 26 April 2020 ini, seorang komuter yang mengenakan masker untuk membantu mengekang penyebaran virus corona, tidur di dalam Metro tanpa pengemudi saat melewati Burj Khalifa, gedung tertinggi di dunia, di Dubai, Uni Emirat Arab.

REPUBLIKA.CO.ID, ABU DHABI -- Spesialis Paru Uni Emirat Arab (UEA) Mohammed Harris mengatakan, orang-orang yang berjuang dengan gejala Covid-19 yang parah disarankan tidak berpuasa tahun ini. Ia mengimbau pasien berhati-hati dalam menjalankan puasa di tengah kondisi sakitnya.

“Orang yang menderita infeksi parah yang dirawat di rumah sakit dan sakit harus sedikit berhati-hati dengan puasa," kata Harris, dilansir di Al Arabiya, Selasa (6/4).

Baca Juga

Namun, bagi orang sehat, puasa sebenarnya dapat meningkatkan kekebalan terhadap virus. Pakar sistem pernapasan yang berbasis di Sharjah tidak mengharapkan jumlah Covid-19 meningkat tajam seperti yang terjadi selama Ramadhan 2020. Ia mencatat Ramadhan tahun lalu sebagai peningkatan umum dalam jumlah kasus di seluruh dunia.

Namun, dia menekankan pentingnya mematuhi larangan buka puasa dan menjaga pola makan sehat saat berpuasa agar virus tidak menyebar. “Tidak seperti Ramadhan lalu, sekarang kami memiliki banyak pasien pasca-Covid yang lemah dari segi kekebalan,” katanya.

"Mereka menderita fibrosis paru-paru atau beberapa masalah lain di organ tubuh lain. Jadi, bagi orang-orang seperti itu, saya pikir lebih baik tidak berpuasa karena mereka memiliki masalah dehidrasi,” katanya menambahkan.

Menurutnya, bagi orang sehat, puasa dalam beberapa penelitian telah menunjukkan dapat meningkatkan kekebalan jika dilakukan dengan cara yang tepat. “Ini (puasa) akan melibatkan peningkatan asupan antioksidan dengan makan buah dan sayuran dan makanan tinggi vitamin D serta menghindari makan berlebihan,” katanya.

Baca juga : Permintaan HRS Swab Malam Dikabulkan, Agar Puasa tak Batal

Dia mengaku optimistis dengan cara UEA menangani penyebaran virus dengan kampanye vaksinasi massal. Harris mengharapkan Ramadhan 2022 nanti kondisinya bisa berbeda.

"Saya merasa jika kecenderungan alami dari infeksi berlanjut pada Ramadhan berikutnya, kita akan berada pada posisi yang lebih baik dan hampir kembali ke kehidupan normal kita,” ujarnya.