Kamis 08 Apr 2021 04:30 WIB

Mudik Dilarang, Yogyakarta Fokus pada Wisatawan Lokal

'Potensi wisatawan lokal ini yang harus digarap secara serius saat libur Lebaran.'

[Ilustrasi] Wisatawan mencuci tangan sebelum memasuki Malioboro di Kota Yogyakarta, DIY.
Foto: ANTARA/Hendra Nurdiyansyah
[Ilustrasi] Wisatawan mencuci tangan sebelum memasuki Malioboro di Kota Yogyakarta, DIY.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta menyiapkan strategi khusus dalam menghadapi larangan mudik agar industri pariwisata tetap berjalan saat libur Lebaran yaitu dengan menarik wisatawan lokal.

"Potensi wisatawan lokal ini yang harus digarap secara serius saat libur Lebaran nanti. Kunjungan wisatawan antar kota dalam provinsi yang akan dioptimalkan," kata Kepala Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta Wahyu Hendratmoko di Yogyakarta, Rabu (7/4).

Baca Juga

Menurut dia, optimalisasi kunjungan wisatawan lokal saat libur Lebaran tetap harus dilakukan karena sampai sekarang tidak ada aturan atau larangan dari pemerintah pusat untuk menutup tempat wisata. Aturan yang sudah dikeluarkan oleh pemerintah, lanjut Wahyu, adalah larangan bagi aparatur sipil negara (ASN) dan masyarakat untuk mudik Lebaran dan nantinya akan dilakukan pengetatan di wilayah perbatasan.

"Jika wisatawan dari luar provinsi sulit masuk ke Yogyakarta akibat pengetatan di perbatasan, maka yang harus dilakukan adalah menggerakkan wisatawan lokal di DIY," katanya.

Kendati demikian, lanjut Wahyu, potensi wisatawan lokal saat libur Lebaran diperkirakan tidak akan seramai apabila dibandingkan potensi wisatawan dari luar daerah. "Peningkatan kunjungan wisata ke Yogyakarta sempat terjadi pada libur akhir pekan bertepatan dengan peringatan Paskah kemarin. Bahkan rerata okupansi hotel mencapai 60 persen," katanya.

Pada libur panjang akhir pekan tersebut, lanjut Wahyu, juga sudah dilakukan larangan bagi aparatur sipil negara (ASN) untuk bepergian ke luar daerah meski belum dilakukan pengetatan di perbatasan.

Sementara itu, Ketua Badan Promosi Pariwisata Kota Yogyakarta (BP2KY) Aldi Fadlil Diyanto mengatakan, Yogyakarta memang tidak menutup tempat wisata sehingga satu-satunya cara agar industri pariwisata tetap berjalan aman adalah dengan menerapkan protokol kesehatan. "Kami sudah melakukan sosialisasi dan promosi bahwa pariwisata di Yogyakarta tetap eksis dan dilakukan berdasar protokol kesehatan yang ketat," katanya.

Ia mengatakan saat ini sudah mendapatkan banyak pertanyaan dari pelaku usaha jasa pariwisata mengenai prosedur untuk berwisata di Kota Yogyakarta termasuk berbagai persyaratan perjalanan yang harus dipenuhi. Kegiatan promosi pariwisata melalui Jogja Vaganza yang dilakukan belum lama ini, lanjut dia, juga memberikan hasil yang cukup baik yaitu ada tamu yang datang untuk berwisata ke Yogyakarta.

"Kami harus bisa meyakinkan bahwa pariwisata di Yogyakarta tetap aman dikunjungi dan pasti ngangeni," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement