Kamis 08 Apr 2021 15:59 WIB

Jogokariyan akan Tes Genose Pedagang Pasar Ramadhan

Pasar Ramadhan Jogokariyan hanya bisa diikuti sekitar 170 pedagang tahun ini

Rep: Wahyu Suryana/ Red: A.Syalaby Ichsan
Ketua Dewan Syuro Takmir Masjid Jogokariyan, Ustaz Muhammad Jazir  (kedua kanan) bersama Walikota Jogja haryadi Suyuti (kedua kiri) saat penyerahan bantuan baju APD di Masjid Jogokariyan, Yogyakarta, Jumat (24/4). Sebanyak 300 baju APD dari Masjid Jogokariyan disalurkan kepada tenaga medis, TNI, Polisi, dan media
Foto: Wihdan Hidayat/ Republika
Ketua Dewan Syuro Takmir Masjid Jogokariyan, Ustaz Muhammad Jazir (kedua kanan) bersama Walikota Jogja haryadi Suyuti (kedua kiri) saat penyerahan bantuan baju APD di Masjid Jogokariyan, Yogyakarta, Jumat (24/4). Sebanyak 300 baju APD dari Masjid Jogokariyan disalurkan kepada tenaga medis, TNI, Polisi, dan media

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Masjid Jogokariyan turut melakukan sejumlah persiapan jelang datangnya bulan suci Ramadhan 1442 Hijriah. Sebab, pelaksanaan tahun ini tentu akan berbeda lantaran pandemi Covid-19 yang masih berlangsung di Indonesia.

Ketua Dewan Syuro Takmir Masjid Jogokariyan, Ustaz Muhammad Jazir mengatakan, Pasar Ramadhan yang biasanya digelar setiap sore akan tetap digelar. Namun, pelaksanaan akan berbeda karena ada protokol kesehatan yang harus diterapkan.

"Kegiatan pasar sore kita akan cek semua pedagang, alhamdulillah kami sudah punya alat tes Genose, nanti pedagang termasuk panitia yang terlibat dites, harus dipastikan negatif Covid-19," kata Jazir kepada Republika, Kamis (8/4).

Meski begitu, Jazir mengungkapkan, Pasar Ramadhan Jogokariyan hanya bisa diikuti sekitar 170 pedagang tahun ini. Jumlah ini berkurang sangat jauh dari tahun-tahun sebelum pandemi yang dapat diikuti sampai 600 pedagang lebih.

 

Walaupun ada beberapa perubahan, Masjid Jogokariyan masih akan menyediakan makanan buka puasa setiap harinya. Namun, jika biasanya menggunakan piring, tahun ini makanan akan disediakan menggunakan boks untuk mengurangi kontak fisik.

Selain itu, lanjut Jazir, jumlah paket makanan buka puasa dari yang biasanya 3.500 tahun ini hanya akan disediakan sekitar 3.000 paket. Sebab, mobilitas jamaah-jamaah yang datang dari luar kota akan bekurang karena ada pembatasan.

Jazir memperkirakan, jamaah yang akan melaksanakan buka puasa bersama di dalam masjid juga akan berkurang. Karenanya, penggunaan nasi boks dirasa lebih tepat, sehingga jamaah tetap bisa menikmati makanan berbuka walau di tempat lain.

Nantinya, Jazir menekankan, kepada jamaah yang menyantap makanan berbuka puasa di dalam masjid akan diatur saf berjarak seperti shalat berjamaah. Sisanya, dapat menikmatinya di luar masjid atau membawanya pulang.

"Kita lakukan antisipasi pengaturan saf, pelaksanaan protokol kesehatan, kita sediakan banyak hand sanitizer, tempat cuci tangan dengan sabun dan dilakukan pemisahan antara jamaah warga sekitar dengan non-warga sekitar," ujar Jazir.

Jazir mengingatkan, Masjid Jogokariyan  memiliki dua lantai dan mampu menampung sekitar 1.300 jamaah. Namun, ketika pelaksanaan shalat berjamaah, termasuk tarawih, hanya akan diisi setengah dari daya tampung untuk jarak.

Sedangkan, untuk jamaah yang lain sudah disediakan di jalan-jalan samping masjid yang biasanya memang ditutup dan digarisi. Jazir menekankan, pelaksanaan shalat untuk jamaah luar akan tetap menerapkan jarak antar jamaah.

Ia menekankan, pengaturan jarak akan dilakukan langsung relawan dan keamanan Masjid Jogokariyan. Selain itu, Takmir Masjid Jogokariyan sudah melakukan koordinasi dengan Polda, Polres dan Polsek untuk membantu pengaturan.

"Koordinasi ke kepolisian sudah dilakukan sejak dua bulan lalu, besok malam rencananya akan ada koordinasi lanjutan. Intinya kemeriahan tidak berkurang, tapi dilaksanakan dengan prinsip penerapan protokol kesehatan," kata Jazir.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement