Jumat 09 Apr 2021 05:50 WIB

Ramadhan, Dukung Disiplin Prokes di Masjid

MUI Jawa Tengah mengizinkan masjid untuk melaksanakan sholat tarawih.

Rep: bowo pribadi/ Red: Hiru Muhammad
Pengurus Masjid Agung Semarang menyiapkan mushaf Quran di ruang utama masjid untuk menyambut berbagai kegiatan amaliah di bulan suci Ramadhan, Rabu (31/3). Tiga masjid besar di Kota Semarang –seperti Masjid Agung Semarang, Masjid Raya Baiturrahman dan Masjid Agung Jawa Tengah—siap menyongsong berbagai kegiatan di masjid pada Ramadhan dengan mengedepankan disiplin prokes.
Foto: Republika/bowo pribadi
Pengurus Masjid Agung Semarang menyiapkan mushaf Quran di ruang utama masjid untuk menyambut berbagai kegiatan amaliah di bulan suci Ramadhan, Rabu (31/3). Tiga masjid besar di Kota Semarang –seperti Masjid Agung Semarang, Masjid Raya Baiturrahman dan Masjid Agung Jawa Tengah—siap menyongsong berbagai kegiatan di masjid pada Ramadhan dengan mengedepankan disiplin prokes.

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG—Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Tengah, memberikan izin kepada masjid untuk menggelar berbagai kegiatan amaliah selama bulan suci Ramadhan tahun ini. Kendati begitu, ada sejumlah ketentuan yang harus dipenuhi mengingat Ramadhan tahun ini masih dalam suasana pandemi Covid-19.

Ketua MUI Jawa Tengah, KH Ahmad Darodji yang dikonfirmasi mengatakan, kaitannya dengan kegiatan ibadah bulan suci Ramadhan di masa pandemi Covid-19, MUI Jawa Tengah mengizinkan masjid untuk melaksanakan sholat tarawih.

“Insya Allah dengan ibadah sholat Idul Fitri. Sementara untuk sholat Idul Fitri di lapangan belum, karena kemungkinan terjadinya kerumunan lebih besar jika dibandingkan sholat Idul Fitri di masjid,” katanya di Semarang, Kamis (8/4).

Ia menegaskan, untuk masjid yang menelenggarakan sholat tarawih juga harus mempersiapkan sarana dan prasarana (sarpras) pendukung protokol kesehatan dan SOP pencegahan untuk para jamaahnya.

Seperti mewajibkan masker, tempat cuci tangan, sabun, hand sanitizer, tidak menyiapkan karpet dan sajadah dan mengatur jarak shaf sholat bagi jamaah serta pembatasan jumlah jamaah maksimal 50 persen dari kapasitas masjid.“Syukur- syukur kurang dari 50 persen juga lebih baik, karena keamanan dan risiko penyebaran Covid-19 masih menjadi prioritas,”lanjutnya.

Lebih lanjut, Ahmad Darodji juga menyampaikan, MUI Jawa Tengah juga meminta kepada Kapolda Jawa Tengah dan juga Pangdam IV/Diponegoro agar mengutus anggotanya yang berseragam untuk sholat tarawih di masjid- masjid.

Khususnya di masjid yang heterogen atau dimungkinkan banyak diikuti  jamaah dari luar lingkungan masjid tersebut. Namun untuk masjid yang homogen atau masjid yang ada di perkampungan tidak perlu.

Baca juga : Larangan Sholat di Kampus Masuk RUU Islam Prancis

Sebab kalua masjid yang heterogen, jamaahnya bisa berasal dari mana- mana, maka dukungan dari aparat Polri maupun TNI untuk ikut mendorong kedisiplinan penerapan protokol kesehatan sangat diperlukan.

“Karena belajar dari pengalaman kemarin di Jakarta dan di Makassar begitu, kalau ada jamaah yang tidak pakai masker akan tahu diri karena ada aparat di situ,” katanya.

Sementara itu, tiga masjid besar di wilayah Kota Semarang juga bakal menggelar berbagai kegiatan amaliah di bulan suci Ramadhan. Ke-tiga masjid besar tersebut meliputi Masjid Agung Semarang (MAS) atau Masjid Kauman, Masjid Raya Baiturrahman (MBR) serta Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT).

Wakil sekretaris Takmir Masjid Agung Semarang (MAS), Muhaimin SSos yang dikonfirmasi mengtakan, MAS akan menggelar sholat tarawih dan berbagai kegiaatan amaliah Ramadhan lainnya, sesuai dengan panduan yang dikeluarkan oleh MUI.

Misalnya takmir masjid akan mengatur kerapatan shaf sholat guna memastikan para jamaah tetap berjarak. “Untuk mengarahkan para jamaah terkait dengan kerengganngan shaf tersebut, takmir masjid sudah menyiapkan relawan,” jelasnya.

Berbagai sarana dan prasarana pendukung protokol kesehatan juga sudah dipersiapkan dan bahkan SOP pencegahan juga sudah berjalan, seperti wajib masker, cuci tangan dengan bersih, pemeriksaan suhu tubuh bagi setiap jamaah.

Untuk Jumlah jamaah sholat tarawih akan dibatasi hanya 30 persen dari kapasitas masjid. “Misalnya, jika kapasitas masjid mencapai 2.000 jamaah, maka akan dibatasi sebanyak 500 hingga 600 jamaah saja,” kata Muhaimin.

Ia juga menyampaikan, di luar sholat tarawih Kemudian untuk kegiatan pengajian- pengajian yang lain pun juga demikian, misalnya pengajian ba’dal dzuhur juga akan dibatasi jumlah jamaahnya.

Demikian juga pengajian ba’dal Subuh dan kegiatan lainnya. “Prinsipnya, Masjid Agung Semarang akan melaksanakan kegiatan amaliah di bulan suci Ramadhan, tetapi tetap mengedepankan prokes dan SOP pencegahan,” lanjutnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement