Jumat 09 Apr 2021 05:22 WIB

WHO: Hubungan Pembekuan Darah dengan AstraZeneca Masuk Akal

Kendati demikian, WHO tetap merekomendasikan penggunaan vaksin AstraZeneca.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Friska Yolandha
Vaksin Astrazeneca.
Foto: AP/Matthias Schrader
Vaksin Astrazeneca.

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan hubungan kausal antara vaksinasi menggunakan AstraZeneca dan munculnya kasus pembekuan darah pada sejumlah orang di dunia "masuk akal". Namun hal itu belum dikonfirmasi.

Sub-komite Covid-19 dari Komite Penasihat Global WHO untuk Keamanan Vaksin meninjau informasi terbaru dari European Medicines Agency (EMA) dan Badan Pengatur Produk Obat dan Kesehatan Inggris. "Berdasarkan informasi saat ini, hubungan kausal antara vaksin dan terjadinya pembekuan darah dengan trombosit rendah dianggap masuk akal tetapi belum dikonfirmasi," kata WHO pada Rabu (7/4), dikutip laman Anadolu Agency.

Baca Juga

WHO menyebut studi khusus diperlukan untuk memahami sepenuhnya hubungan potensial antara vaksinasi dan kemungkinan faktor risiko. Kendati demikian, WHO tetap merekomendasikan penggunaan vaksin AstraZeneca. “Penting untuk dicatat bahwa meskipun mengkhawatirkan, kejadian yang sedang dinilai sangat jarang terjadi; dengan jumlah yang rendah dilaporkan di antara hampir 200 juta orang yang telah menerima vaksin AstraZeneca Covid-19 di seluruh dunia,” ujarnya.  

WHO mengatakan efek samping yang jarang terjadi setelah vaksinasi harus dinilai terhadap risiko kematian akibat Covid-19. Harus dipertimbangkan pula bahwa vaksin berpotensi mencegah infeksi dan mengurangi risiko kematian akibat Covid-19. “Vaksin, seperti semua obat, dapat memiliki efek samping. Pemberian vaksin didasarkan pada analisis risiko versus manfaat," kata WHO.

Namun WHO telah membuat daftar gejala khusus yang mengharuskan orang mencari pertolongan medis pasca-vaksinasi. Mereka antara lain sesak napas, nyeri dada, pembengkakan kaki, nyeri perut yang terus menerus, gejala neurologis seperti sakit kepala atau penglihatan kabur, bercak darah kecil di bawah lapisan kulit tempat penyuntikan. Orang direkomendasikan segera berobat jika gejala-gejala tadi muncul 20 hari setelah vaksinasi.

Baca juga : Vaksin AstraZeneca di Portugal untuk Lansia di Atas 60 Tahun

Sebelumnya EMA mengatakan ada kemungkinan hubungan antara vaksin AstraZeneca dan kasus pembekuan darah. Hal itu disampaikan setelah EMA melakukan tinjauan rinci terhadap 62 kasus trombosis sinus vena serebral, yakni pembekuan darah di pembuluh darah di otak dan 24 kasus trombosis vena splanknikus, yaitu pembekuan darah di pembuluh darah di perut.  

Sebanyak 18 dari kasus-kasus itu berakibat fatal. “Komite keamanan EMA telah menyimpulkan hari ini bahwa pembekuan darah yang tidak biasa dengan trombosit darah rendah harus terdaftar sebagai efek samping yang sangat langka dari Vaxzevria (sebelumnya Covid-19 Vaccine AstraZeneca),” kata EMA pada Rabu.

Saat ini sejumlah negara di dunia, termasuk Eropa, telah menangguhkan penggunaan vaksin AstraZeneca. Sementara sejumlah negara lainnya membatasi penggunaannya untuk warga berusia di bawah 60 tahun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement