Jumat 09 Apr 2021 11:34 WIB

OJK: Nilai Kapitalisasi Pasar Saham Naik jadi Rp 7.173 T

Posisi IHSG per 8 April 2021 lalu sudah kembali ke 6.071,72 atau naik 1,55 persen.

Rep: Novita Intan/ Red: Friska Yolandha
Pekerja memfoto layar pergerakan harga saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (31/3). Posisi IHSG per 8 April 2021 lalu sudah kembali ke posisi 6.071,72 atau naik 1,55 persen dari Desember 2020.
Foto: Antara/Muhammad Adimaja
Pekerja memfoto layar pergerakan harga saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (31/3). Posisi IHSG per 8 April 2021 lalu sudah kembali ke posisi 6.071,72 atau naik 1,55 persen dari Desember 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat nilai kapitalisasi pasar sama sebesar Rp 7.173 triliun per 8 April 2021. Adapun realisasi ini naik 2,93 persen dibandingkan per 30 Desember 2020 sebesar Rp 6.968 triliun.

Deputi Komisioner Pengawas Pasar Modal II OJK Yunita Linda Sari mengatakan sejak awal pandemi Covid-19 pada Maret 2020 kinerja pasar modal ikut terpukul.

”Jika dilihat year to date naiknya sudah 2,93 persen, Alhamdulillah naik karena perasaan hati itu ikutan jatuh sama jatuhnya indeks pada Maret 2020, pertama kali dalam sejarah pasar modal Indonesia sempat shock,” ujarnya saat Media Gathering, Jumat (9/4).

Menurutnya kapitalisasi pasar modal terhadap produk domestik bruto (PDB) juga naik sebesar 46,48 persen, dibanding 30 Desember 2020 sebesar 45,15 persen. Hal ini mendorong perkembangan kapitalisasi pasar saham yang didukung jumlah emiten dan perusahaan publik di Indonesia yang mengalami kenaikan.

"Untuk perkembangan kita sudah punya 803 emiten ini luar biasa sekali, karena memang satu sampai dua tahun belakangan ini proses raising fund di pasar modal itu banyak sekali, walaupun nominalnya tidak seberapa besar jika dibanding dengan jangka dua sampai tahun yang lalu walaupun sedikit tapi value nominalnya banyak," jelasnya.

Yunita merinci dari 803 emiten itu terbagi menjadi 671 emiten saham, 52 emiten obligasi atau sukuk, dan 80 emiten saham dan obligasi atau sukuk. Meski jumlah emiten perusahaan semakin banyak, namun rata-rata yang dibutuhkan tidak semuanya turun.

Baca juga : Pemerintah Siapkan KUR Bagi Alumni Kartu Prakerja

"Tapi sekarang memang jumlah emiten perusahaan banyak tapi rata-rata yang dibutuhkan tidak semuanya turun. Emiten saham dan obligasi sukuk yang raising fund ada 80 emiten. Dari 803 itu 724-nya listing di bursa berarti sisanya tidak, kemudian untuk perusahan publiknya sembilan emiten,” ungkapnya.

Dari sisi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dia menyatakan beberapa hari terakhir memang mengalami gejolak yang serius akibat sentimen negatif para pelaku investor institusi. Namun, saat ini, dipastikan IHSG sudah kembali ke zona hijau. 

Posisi IHSG per 8 April 2021 lalu sudah kembali ke posisi 6.071,72 atau naik 1,55 persen dari posisi 30 Desember 2020 posisi 5.979,07.

"Terakhir kemarin sudah hijau lagi. Jadi, ada beberapa isu yang sangat mempengaruhi pasar modal kita terutama dari sisi investor institusi yang beberapa sudah expressed niat untuk mengurangi investasi di pasar modal karena ada sentimen negatif. Mudah-mudahan ada solusinya," ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement