Senin 12 Apr 2021 15:26 WIB

BEI: Pasar Modal Syariah Berkembang Pesat

Transaksi saham syariah mencapai 60,4 persen.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Friska Yolandha
Karyawan melihat layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (4/1). Selama satu dekade terakhir, pasar modal syariah berkembang pesat.
Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Karyawan melihat layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (4/1). Selama satu dekade terakhir, pasar modal syariah berkembang pesat.

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Pasar modal syariah telah mengalami perkembangan yang sangat signifikan dalam 10 tahun terakhir. Perkembangan ini terlihat dari jumlah saham serta investor syariah yang tumbuh pesat selama satu dekade ini. 

"Jumlah saham syariah meningkat 82 persen sejak 2011 dari 237 saham menjadi 432 saham syariah atau 59 persen dari total saham," kata Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI), Inarno Djajadi, Senin (12/4).  Jumlah investor syariah yang meningkat lebih dari 16.789 persen dari yang mulanya hanya 531 investor pada 2011, investor saham syariah kini telah naik menjadi 89.678 investor per Januari 2021. Sementara kapitalisasi pasar syariah mencapai 47,9 persen dari total kapitalisasi pasar saham-saham yang tercatat di BEI. 

Nilai transaksi saham syariah mencapai 60,4 persen, dengan volume transaksi syariah mencapai 48,1 persen serta frekuensi transaksi mencapai hingga 62,2 persen.

Dengan berbagai peningkatan tersebut, Inarno melihat pasar modal syariah semakin menjadi pilihan investasi yang populer bagi masyarakat Indonesia. Inarno meyakini pasar modal syariah akan semakin berkembang dan maju ke depannya. 

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Hoesen menjelaskan, salah satu tonggak perkembangan pasar modal syariah adalah diluncurkannya Indeks saham syariah Indonesia (ISSI) oleh BEI pada 2011. Dengan diluncurkannya ISSI, pilihan investor berinvestasi ke saham syariah lebih fleksibel.

"Tidak hanya terbatas pada 30 saham syariah yang masuk Jakarta Islamic Index, namun juga di saham lain yang masuk Daftar Efek Syariah (DES) yang tercatat di BEI," kata Hoesen.

Dalam satu dekade terakhir, menurut Hoesen, ada banyak rencana-rencana terkait pengembangan pasar modal syariah yang telah berhasil dicapai. Salah satunya dari sisi infrastruktur landasan hukum penerbitan dan transaksi efek. 

Selain itu, jumlah saham yang masuk daftar efek syariah pun terus bertambah. Demikian juga jumlah dan variasi produk sukuk. Per 1 April 2021, setidaknya terdapat 452 saham yang masuk DES. Adapun jumlah sukuk syariah mencapai 168 dengan nilai Rp 32 triliun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement