Senin 12 Apr 2021 23:18 WIB

Bima Arya sebut 3 Waktu Krusial Kerumunan saat Ramadhan

Bima Arya perintahkan pengawasan ketat di tiga waktu krusial seperti berbuka puasa

Wali Kota Bogor, yang juga Ketua Dewan Pengurus Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI), Bima Arya Sugiarto.  ali Kota Bogor Bima Arya menyebut ada tiga waktu yang krusial dan berpotensi terjadi kerumunan warga selama bulan Ramadhan, sehingga harus diawasi dan diantisipasi.
Foto: Prokopim Pemkot Bogor
Wali Kota Bogor, yang juga Ketua Dewan Pengurus Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI), Bima Arya Sugiarto. ali Kota Bogor Bima Arya menyebut ada tiga waktu yang krusial dan berpotensi terjadi kerumunan warga selama bulan Ramadhan, sehingga harus diawasi dan diantisipasi.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Wali Kota Bogor Bima Arya menyebut ada tiga waktu yang krusial dan berpotensi terjadi kerumunan warga selama bulan Ramadhan, sehingga harus diawasi dan diantisipasi.

"Ketiga waktu tersebut adalah, menjelang berbuka puasa, setelah Shalat Tarawih dan menjelang sahur," kata Bima Arya, usai memimpin apel gabungan Operasi Kurma Raya 2021 di Lapangan Pusdikzi TNI AD, di Kota Bogor, Senin (12/4).

Bima Arya mengingatkan aparatur di wilayah itu untuk terus mengawasi warga di wilayahnya tetap menerapkan protokol kesehatan secara ketat. "Kita tidak boleh lengah dan kecolongan. Harus terus diantisipasi. Koordinasikan semua. Jika ada indikasi kerumunan yang berlebihan, segera koordinasikan ke atas," katanya.

Menurut Bima, Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kota Bogor sepakat untuk terus fokus mengawasi protokol kesehatan. "Forkopimda membentuk tim gabungan dari tingkat kota sampai ke tingkat wilayah," katanya.

Wali kota menegaskan, penularan COVID-19 di Kota Bogor sudah menurun secara signifikan dan sudah bisa dikendalikan. "Jangan sampai selama Ramadhan dan libur Lebaran, terjadi lonjakan kasus COVID-19 lagi," katanya.

Bima Arya juga mengingatkan warga Kota Bogor untuk terus menerapkan protokol kesehatan secara ketat. "Mari kita jaga bersama situasi di Kota Bogor, jangan sampai terjadi lonjakan kedua kasus COVID-19," katanya.

Menurut Bima, Pemerintah Kota Bogor menargetkan pelaksanaan vaksinasi COVID-19 bisa menyelesaikan penyuntikan vaksin kepada 109.000 orang sasaran sampai akhir Juni 2021. Namun, target pelaksanaan vaksinasi tersebut, kata dia, saat ini menjadi persoalan karena terjadi kendala distribusi vaksin di tingkat internasional. 

"Di satu sisi, pemerintah daerah diminta menggenjot vaksinasi, tapi di sisi lain stok vaksin terbatas," katanya.

Menurut Bima, jika pengawasan protokol kesehatan di Kota Bogor tidak dilakukan secara intensif dan ketat selama bulan Ramadhan hingga Lebaran, maka dikhawatirkan terjadi lonjakan kasus COVID-19 lagi, sedangkan stok vaksin terbatas. "Kondisi ini rawan sekali. Aparatur di wilayah harus ketat dan tegas mengawasinya," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement