Rabu 14 Apr 2021 12:51 WIB

PDIP Tanggapi Legislator Disuntik Vaksin Nusantara

PDIP memilih uji klinis Vaksin Nusantara tuntas lebih dulu.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Indira Rezkisari
Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Charles Honoris menyatakan Komisi IX tidak pernah menyetujui penyuntikan Vaksin Nusantara secara kolektif ke anggotanya.
Foto: ANTARA
Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Charles Honoris menyatakan Komisi IX tidak pernah menyetujui penyuntikan Vaksin Nusantara secara kolektif ke anggotanya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Charles Honoris menyatakan Komisi IX DPR RI tidak pernah menyetujui untuk mengikuti suntik Vaksin Nusantara secara kolektif. Charles menanggapi sejumlah anggota DPR yang bakal disuntik Vaksin Nusantara di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) di Jakarta Pusat pada Rabu (14/4).

"Komisi IX DPR RI tidak pernah menyepakati secara kolektif untuk ikut vaksinasi Vaksin Nusantara," kata Charles dalam keterangan tertulis yang diterima Republika pada Rabu (14/4).

Baca Juga

Charles menyebut para anggota dan pimpinan komisi IX memilih ikut vaksinasi Vaksin Nusantara atas dasar pilihan pribadi. "Bahwa adanya pimpinan/anggota Komisi IX yang mengikuti vaksinasi itu dilakukan secara pribadi dan tidak mewakili Komisi IX DPR RI," lanjut Charles.

Charles menyampaikan kelompok fraksi (Poksi) IX PDI Perjuangan DPR RI tidak mengikuti vaksinasi Vaksin Nusantara secara kolektif. Charles memilih menunggu tuntasnya pengujian terhadap Vaksin Nusantara.

"Hal ini sesuai dengan arahan yang disampaikan oleh bapak presiden bahwa uji klinis vaksin harus dilakukan sesuai dengan aturan yang berlaku dan kaidah-kaidah saintifik," ucap Charles.

Sebelumnya, BPOM menginstruksikan tim peneliti menyetop sementara proses pengembangan Vaksin Nusantara. Alasannya Vaksin Nusantara belum memenuhi cara pengolahan yang baik (Good Manufacturing Practices), praktik laboratorium yang baik (good Laboratory Practices), dan aspek good clinical practices.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement