Kamis 15 Apr 2021 14:02 WIB

Dihantam Pandemi Parah, Warga Brasil Antre Sembako

Brasil mengalami tingkat kemiskinan terbesar saat pandemi

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nur Aini
Kaum muda terlihat saat petugas kesehatan menerapkan vaksin Sinovac di komunitas Kalunga Vao de Almas, daerah pedesaan di pinggiran Cavalcante, negara bagian Goias, Brasil, Senin, 15 Maret 2021.
Foto: AP/Eraldo Peres
Kaum muda terlihat saat petugas kesehatan menerapkan vaksin Sinovac di komunitas Kalunga Vao de Almas, daerah pedesaan di pinggiran Cavalcante, negara bagian Goias, Brasil, Senin, 15 Maret 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, SAO PAULO -- Sebuah kelompok sosial bernama G-10 Favelas mendistribusikan paket sembako ke daerah kumuh di Kota Sao Paulo. Kelompok itu membagikan parsel berisi bahan makanan pokok kepada warga Brasil yang mengantre sangat panjang di favela Heliopolis pada Rabu (14/4). 

Brasil telah menjadi salah satu negara paling parah terkena pandemi Covid-19 di dunia. Sekitar 4.000 orang meninggal dunia per hari karena Covid-19. Selain itu, sistem perawatan kesehatan di Sao Paulo berada dalam ambang kehancuran.

Baca Juga

Yayasan Getulio Vargas memperkirakan, 12,8 persen populasi Brasil atau sekitar 27 juta orang, saat ini hidup di bawah garis kemiskinan. Mereka mengantongi pendapatan sekitar 43 dolar AS sebulan. Itu adalah tingkat kemiskinan terbesar sejak satu dekade lalu. 

Sekitar 66 juta orang Brasil menerima program transfer tunai pemerintah tahun lalu. Namun, paket bantuan itu berakhir pada tahun lalu. Sementara, paket bantuan yang baru akan memberikan transfer bulanan rata-rata senilai 250 reais ke populasi yang lebih sempit. 

“Aksi donasi makanan di kawasan kumuh ini sangat penting karena memberikan pilihan bagi warga ini untuk bisa makan minimal satu bulan. Kami hidup di Brasil yang kelaparan," kata Presiden Asosiasi G-10, Gilson Rodrigues.

Rodrigues mengatakan, pada akhir April asosiasi G-10 akan membagikan 30 ribu ton makanan kepada warga miskin Brasil. Salah satu warga yang menerima paket sembako tersebut adalah Irami Castro. Dia sangat bersyukur ada pihak yang membagikan bahan sembako di tengah krisis ekonomi akibat pandemi. Castro adalah seorang janda yang tidak mendapatkan bantuan dari pemerintah.

“Saya bersyukur kepada Tuhan, karena hari ini saya membutuhkannya. Saya seorang janda, saya tidak punya bantuan, saya tidak punya apa-apa," ujar Castro. 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement