Senin 19 Apr 2021 21:07 WIB

Ramadhan di Ethiopia, Berbuka dengan Masakan Wanita Ethiopia

Saat ini jumlah masyarakat Indonesia di Ethiopia sekitar 90 orang.

Warga Indonesia beribadah tarawih di Kedutaan Besar RI (KBRI) Addis Ababa sekali seminggu, setiap Sabtu malam.
Foto: Dokumen KBRI Addis Ababa
Warga Indonesia beribadah tarawih di Kedutaan Besar RI (KBRI) Addis Ababa sekali seminggu, setiap Sabtu malam.

REPUBLIKA.CO.ID, ADDIS ABABA -- Suasana puasa Ramadhan di Ethiopia tidak jauh berbeda dari 2020 lalu, karena harus menyesuaikan dengan protokol Covid-19. Masyarakat Indonesia menyelenggarakan ibadah tarawih di Kedutaan Besar RI (KBRI) Addis Ababa sekali seminggu, setiap Sabtu malam. Ibadah tarawih pertama diselenggarakan Sabtu (18/4).

“Saat ini jumlah masyarakat Indonesia di Ethiopia sekitar 90 orang. Sebanyak 50 orang di Addis Ababa dan 40 orang di Kota Hawassa, 270 km selatan Addis Ababa,” kata Duta Besar RI untuk Ethiopia, Djibouti dan Uni Afrika, Al Busyra Basnur, dalam keterangan tertulis yang diterima Republika, Senin (10/4).

Namun, ada pemandangan menarik yang terjadi di KBRI Addis Ababa, Ethiopia. Ibu-ibu Ethiopia yang sudah berusia lanjut, memasak masakan Indonesia bersama Chef Adi Putra Candra untuk buka berpuasa masyarakat Indonesia. 

Ibu-ibu itu bernama Ashu Dema (70 tahun), Almaz Negusea (65), dan Askale  Weldrufail (63).

“Mereka pintar memasak masakan Indonesia dan sudah bekerja di KBRI Addis Ababa selama puluhan tahun bahkan ada yang lebih setengah abad. Ibu Asyu sudah bekerja di KBRI Addis Ababa selama 56 tahun karena mulai bekerja pada usia 14 tahun,” kata Wenny Busyra, Ketua Darma Wanita Persatuan (DWP) KBRI Addis Ababa. 

Pada acara lomba memasak masakan Indonesia dalam rangka peringatan Hari Ibu 22 Desember 2020 lalu, Ibu Ashu, Almaz dan Askale ikut menjadi juri lomba karena mereka tahu dan bisa memasak masakan Indonesia dengan baik. Lomba memasak yang diadakan di taman terbuka KBRI itu diikuti oleh masyarakat Ethiopia dan Indonesia. 

Ethiopia berpenduduk sekitar 112 juta jiwa. Mayoritas warganya menganut agama Kristen Ortodok (43,5 persen), Islam (33,9 persen), Protestan (18,6 persen), tradisional (2,6 persen), Katolik (0,7 persen) dan Yahudi (kurang 1 persen). 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement