Senin 19 Apr 2021 22:50 WIB

4 Alasan Mengapa Ibadah Masa Merebaknya Fitnah Sangat Utama

Rasulullah SAW menegaskan besarnya ibadah di masa maraknya fitnah

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Nashih Nashrullah
Rasulullah SAW menegaskan besarnya ibadah di masa maraknya fitnah. Ilustrasi ibadah
Foto: Antara/Syifa Yulinnas
Rasulullah SAW menegaskan besarnya ibadah di masa maraknya fitnah. Ilustrasi ibadah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKART- Rasulullah SAW pernah mengisahkan bahwa di akhir zaman nanti akan banyak muncul fitnah dan kekacauan. 

Hal ini sebagaimana yang terdapat dalam hadits-hadits berikut ini, seperti dilansir islamweb:

Baca Juga

عن أبي هريرةَ – رضي الله عنه – قال: قال رسول الله – صلى الله عليه وسلم -: يتقارب الزمان، ويُقْبَضُ العِلمُ، وتظهر الفتنُ، ويُلْقَى الشُّحُّ، ويَكثُرُ الهَرْجُ، قالوا: وما الهَرْجُ؟ قال: القتل

Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda, “Waktu akan menjadi dekat, ilmu dicabut, aneka fitnah bermunculan, kekikiran merebak dan al harju kian banyak.” Mereka berkata, “Apa yang dimaksud dengan al harju?” beliau bersabda, “Pembunuhan.” 

Dalam kondisi seperti itu, Rasulullah memberi kabar gembira bahwa ibadah di zaman itu berpahala sangat besar dan bernilai amat tinggi. Kabar tersebut diriwayatkan dalam beberapa hadits, diantaranya: 

عن مَعْقِل بن يَسَار – رضي الله عنه – قال: قال رسول الله – صلى الله عليه وسلم -: العبادة في الهَرْج كهجرة إليَّ

Dari Ma’qil bin Yasar RA, Rasulullah SAWbersabda, “Ibadah dalam zaman haraj seperti hijrah kepadaku.” (HR Muslim dan Ibnu Majah) 

Dalam riwayat lain disebutkan, “Beramal dalam masa haraj seperti hijrah kepadaku.” (HR Ahmad dan Thabrani) 

Dalam riwayat lain juga disebutkan, “Ibadah di zaman fitnah seperi hijrah kepadaku.” (HR Ahmad dan Thabrani).  

Alasan beribadah di zaman kekacauan memiliki keutamaan di antaranya yaitu pertama, Imam Nawawi menyebutkan ibadah di zaman itu memiliki keutamaan yang banyak karena rata-rata manusia lalai dari urusan ibadah dan sibuk dengan urusan yang lain. Hanya sedikit saja yang benar-benar mengisi waktunya dengan ibadah.

Kedua, hidup di masa kekacauan seperti orang-orang terdahulu hidup di masa jahiliyah. Mereka yang kembali ke agama seperti mereka telah melakukan hijrah. Karena mampu mematuhi perintah dan menjauhi larangan-Nya.   

Ketiga, Al Qurthuby berkata, “Orang yang berpegang teguh di masa itu, dan benar-benar menyibukkan diri dengan ibadah, menjauhi manusia, ganjarannya seperti ganjaran orang yang berhijrah kepada Rasulullah SAW. Karena dia seperti orang yang berhijrah menyelamatkan agamanya dari orang-orang yang menghalanginya untuk bergabung bersama Rasulullah.”  

Begitu pula orang yang menyibukkan diri dengan ibadah, dia seperti orang yang lari dari manusia menyelamatkan agamanya untuk beribadah kepada Rabbnya. Pada hakikatnya, dia berarti telah berhijrah kepada Rabbnya dan lari dari seluruh makhluk-Nya.” 

Keempat, beribadah di masa kekacauan menjadi pembuktian iman. Apakah tetap teguh untuk terus menjalankan perintah Allah SWT. Atau justru kita berpaling dan tidak lagi beribadah.

 

Sumber: islamweb

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement