Selasa 20 Apr 2021 16:16 WIB

BI Malang Siapkan 84 Titik Penukaran Uang

Kegiatan penukaran uang dilaksanakan serentak mulai 3 - 11 Mei mendatang.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Yusuf Assidiq
Petugas melakukan transaksi dengan nasabah saat penukaran uang.
Foto: ANTARA/Oky Lukmansyah
Petugas melakukan transaksi dengan nasabah saat penukaran uang.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Bank Indonesia (BI) Malang, Jawa Timur, akan menyiapkan 84 titik di loket perbankan untuk penukaran uang pecahan kecil. Penyiapan ini untuk menghindari potensi munculnya penukaran uang secara ilegal dan risiko uang palsu.

Kepala BI Malang, Azka Subhan menyatakan, BI bersama unsur perbankan dan BPR d wilayah Malang Raya telah melaksanakan pertemuan. Kegiatan ini bertujuan untuk berkoordinasi terkait persiapan kebutuhan uang tunai selama Ramadhan dan menjelang Idul Fitri 2021. "Dan dalam rangka kesiapan pendistribusian dalam penyediaan uang pecahan kecil untuk masyarakat," kata Azka, Selasa (20/4).

Selain di loket perbankan, layanan penukaran uang juga tersedia di 38 titik di loket BPR. Lokasi-lokasi BPR tersebut tersebar di wilayah Malang Raya yang telah bekerja sama dengan BI. Kegiatan penukaran uang di loket-loket itu dilaksanakan serentak mulai 3 sampai 11 Mei mendatang.

Azka mengimbau masyarakat agar menukar uang di tempat-tempat penukaran resmi, baik di loket perbankan maupun BPR. Langkah ini penting dilakukan untuk menghindari risiko uang palsu. Masyarakat juga diminta untuk selalu waspada dalam bertransaksi dengan menggunakan uang tunai.

 

Di sisi lain, ia juga mengungkapkan, perkiraan kebutuhan uang periode Ramadhan dan Idul Fitri 2021. Diperkirakan kebutuhan uang tunai  di wilayah Malang Raya, Kota dan Kabupaten Pasuruan, serta Kota dan Kabupaten Probolinggo meningkat.

Peningkatannya 46,84 persen yakni dari Rp 3,072 triliun menjadi Rp 4,511 triliun pada 2021. Adapun Uang Pecahan Besar (UPB) pada tahun ini sebesar Rp 4,024 triliun Dengan kata lain, jumlahnya naik 49,81 persen dari periode 2020 sebesar Rp 2,686 triliun.

"Dan Uang Pecahan Kecil (UPK) sebesar Rp 0,487 triliun naik 26,16 persen dari periode 2020 sebesar Rp 0,386 triliun," ujarnya.

Menurut Azka, peningkatan kebutuhan uang tunai pada 2021 dipengaruhi beberapa hal. Pertama, tren pertumbuhan uang kartal dan preferensi perbankan ke pecahan Rp 100 ribu. Kemudian kegiatan usaha mulai membaik pascaperluasan vaksin dan pembukaan industri dari sektor-sektor prioritas.

Lalu, daya beli masyarakat juga mulai membaik ditandai dengan inflasi Kota Malang pada Maret tercatat 0.08 persen. Untuk memenuhi kebutuhan uang pecahan, Kantor Perwakilan BI Malang akan menyiapkan uang kartal sebanyak Rp 4,511 triliun.

Total tersebut merupakan nominal yang diperhitungkan melalui estimasi kenaikan jumlah permintaan kebutuhan uang pada periode Ramadhan dan Idul Fitri tahun ini.

"Dana itu dipersiapkan baik untuk penarikan oleh perbankan, kegiatan kas keliling wholesale kepada BPR di wilayah Kota Malang, Kabupaten Malang, Kota Batu, Kabupaten Pasuruan, dan Kabupaten Probolinggo, penukaran kepada stakeholder, instansi atau lembaga negara yang menjadi mitra kerja BI," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement