Rabu 21 Apr 2021 14:27 WIB

Mahasiswa Korsel Protes Jepang Buang Limbah Nuklir

Jepang akan membuang lebih dari 1 juta ton air terkontaminasi ke laut.

Rep: Lintar Satria/ Red: Dwi Murdaningsih
Seorang petugas polisi memegang kerucut lalu lintas saat orang-orang memprotes keputusan pemerintah untuk mulai melepaskan sejumlah besar air radioaktif yang diolah dari pembangkit nuklir Fukushima yang rusak ke laut, di luar kantor perdana menteri di Tokyo, Selasa, 13 April 2021.
Foto: AP/Eugene Hoshiko
Seorang petugas polisi memegang kerucut lalu lintas saat orang-orang memprotes keputusan pemerintah untuk mulai melepaskan sejumlah besar air radioaktif yang diolah dari pembangkit nuklir Fukushima yang rusak ke laut, di luar kantor perdana menteri di Tokyo, Selasa, 13 April 2021.

IHRAM.CO.ID, SEOUL -- Rencana Jepang untuk membuang limbah nuklir Fukushima ke laut terus menuai respons dari berbagai pihak. Negara-negara seperti China dan Korea selatan mengecam rencana itu.

Kini, protes pun datang dari kalangan individu. Lebih dari 30 mahasiswa Korea Selatan (Korsel) mencukur habis rambut mereka di depan Kedutaan Besar Jepang di Seoul. Aksi Selasa (20/4) kemarin ini dilakukan sebagai bentuk protes atas keputusan Negeri Sakura membuang limbah nuklir Fukushima ke laut.

Baca Juga

"Pemerintah Jepang harus segera membatalkan rencana untuk melapaskan air yang terkontaminasi," tulis pengujuk rasa di seprai tersebut.

Polisi sempat membubarkan massa yang melanggar peraturan pembatasan sosial pandemi Covid-19 yang melarang warga berkumpul lebih dari 10 orang. Namun, demonstran yang meneriakan slogan dan membawa papan unjuk rasa melanjutkan aksinya.

Pengunjuk rasa yang dicukur rambutnya menutup tubuh mereka dengan seprai yang dipenuhi kalimat-kalimat kecaman terhadap rencana Jepang. Pengunjuk rasa ingin rencana membuang limbah nuklir ke laut itu dibatalkan.

Pekan lalu pemerintah Jepang mengatakan akan melepas lebih dari 1 juta ton air limbah pabrik nuklir Fukushima. Proses pelepasan air limbah ini akan berlangsung selama dua tahun.

Seoul menentang rencana tersebut dengan tegas, Kementerian Luar Negeri Korsel memanggil duta besar Jepang. Presiden Moon Jae-in juga memerintahkan pejabat-pejabatnya untuk mengeksplorasi kemungkinan mengajukan petisi ke pengadilan internasional.

Pada Ahad (18/4) lalu Utusan Khusus Presiden Amerika Serikat (AS) bidang Perubahan Iklim John Kerry mengatakan ia yakin Jepang mengambil keputusan itu dengan transparan. Ia juga percaya Negeri Sakura akan mengikuti prosedur yang seharusnya.

sumber : reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement