Rabu 21 Apr 2021 18:51 WIB

UEA Kaji Batasi Pergerakan Warga tak Divaksinasi

Sejauh ini UEA telah memberikan 9.788.826 dosis vaksin.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Teguh Firmansyah
Virus corona dalam tampilan mikroskopik. (ilustrasi)
Foto: EPA/CDC
Virus corona dalam tampilan mikroskopik. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, ABU DHABI -- Otoritas Uni Emirat Arab (UEA) sedang mengkaji kemungkinan menerapkan kebijakan pembatasan pergerakan bagi warga yang tak divaksinasi. Hal itu guna  memastikan keselamatan dan kesehatan masyarakat.

“Langkah-langkah ketat sedang dipertimbangkan untuk membatasi pergerakan individu yang tidak divaksinasi dan menerapkan langkah-langkah pencegahan seperti melarang masuk ke beberapa tempat serta memiliki akses ke beberapa layanan, guna memastikan kesehatan dan keselamatan semua orang,” kata Otoritas Manajemen Bencana dan Krisis Darurat Nasional UEA pada Selasa (20/4), dikutip laman Al Arabiya.

Baca Juga

Menurut mereka keraguan warga untuk divaksinasi menjadi penghambat pengendalian pandemi. “Hal itu membahayakan keluarga, orang yang Anda cintai dan komunitas. Menerima vaksin akan membantu mengimunisasi dan melindungi masyarakat dari epidemi ini. Vaksin adalah cara terbaik kita untuk pulih dan kembali ke kehidupan normal,” katanya.

Kementerian Kesehatan UEA mengatakan sejauh ini negara tersebut telah memberikan 9.788.826 dosis vaksin dengan tingkat distribusi vaksin 98,97 dosis per 100 orang. UEA merupakan salah satu negara dengan tingkat vaksinasi Covid-19 tertinggi per 100 orang.

Otoritas Manajemen Bencana dan Krisis Darurat Nasional UEA mengungkapkan hasil awal kasus positif Covid-19 pada individu yang telah menerima dua dosis vaksin sangat rendah. “Efektivitas vaksin berkisar dari sangat baik hingga sangat baik,” katanya.

Sejauh ini UEA telah mencatatkan 501 ribu kasus Covid-19 dengan 1.559 kematian.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement