Kamis 22 Apr 2021 13:36 WIB

Nalvany Ancam Rusia karena Tolak Akses Baca Alquran

Nalvany ingin memperbaiki diri dan salah satu caranya dengan mendalami Alquran

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Esthi Maharani
 Pemimpin oposisi Rusia Alexei Navalny berdiri di dalam sangkar di Pengadilan Distrik Babuskinsky di Moskow, Rusia.
Foto: AP / Alexander Zemlianichenko
Pemimpin oposisi Rusia Alexei Navalny berdiri di dalam sangkar di Pengadilan Distrik Babuskinsky di Moskow, Rusia.

IHRAM.CO.ID, MOSKOW – Kritikus Kremlin, Alexei Navalny mengancam akan menuntut otoritas Rusia karena menolak atas akses membaca Alquran. “Saya menyadari bahwa perkembangan saya sebagai seorang Kristen juga membutuhkan belajar Alquran,” kata Navalny dalam sebuah unggahan Instagram oleh timnya pada Selasa lalu.

Navalny disebut sebagai orang yang paling ditakuti Presiden Rusia Vladimir Putin. Dia harus menjalani hukuman penjara dua setengah tahun karena melanggar persyaratan masa percobaannya pada Februari setelah hukuman 2014 karena penggelapan. Bagian dari pelanggaran masa percobaan itu termasuk perjalanan ke Jerman.

Pengadilan Hak Asasi Manusia Eropa telah memutuskan hukuman terakhirnya adalah “sewenang-wenang.” Para ahli mengatakan penangkapan aktivis tersebut yang memicu protes di seluruh Rusia, terkait dengan pekerjaan antikorupsinya. Setelah penahanannya, Yayasan Anti-Korupsi Angkatan Laut merilis film dokumenter baru berjudul Putin’s Palace yang menuduh Vladimir Putin menggelapkan dana publik.

Navlany menjalani hukumannya di koloni kerja paksa dekat Moskow. Menanggapi perawatannya, dia juga melakukan mogok makan. Pengacara dan perwakilannya mengatakan dia menderita penurunan berat badan dan kelelahan saat di penjara.

“Mereka tidak memberi saya Alquran dan itu menyebalkan,” kata Nalvany.

“Ketika saya di penjara, saya membuat daftar tentang cara-cara untuk memperbaiki diri. Salah satunya adalah mendalami dan memahami Alquran,” tambah dia.

Dilansir Religion News, Kamis (22/4), Navalny menyebut tujuannya adalah menjadi “juara Alquran” di antara politisi non-Muslim Rusia. Sebelumnya, ia telah membaca Alquran dan telah membuat sejumlah tanggapan kritis terhadap Muslim Rusia dan imigran Muslim.

Dalam unggahan blognya tahun 2015, dia menyuarakan dukungan terhadap larangan Swiss pada pembangunan menara masjid. Di unggahan yang sama, dia mengkritik pembangunan Masjid Katedral Moskow yang pembukaannya dihadiri Putin.

“Jelas bahwa Islamofobia ini mencoba menggunakan kitab suci untuk tujuan politiknya dan pasti akan menggunakan kutipan untuk provokasi, seperti yang telah lama mereka pelajari di Eropa,” tulis Kepala Republik Chechnya, Ramzan Kadyrov di sebuah unggahan di saluran Telegramnya.

Di masa lalu, Navalny menulis secara kritis pendidikan Islam di Chechnya yang dipimpin oleh Kadyrov, seorang loyalis Putin. Navalny mempertanyakan peran Islam dalam pemerintahan di wilayah Kaukasus dan pernah menyebut migran dari Kaukasus Utara, wilayah mayoritas Muslim sebagai “kecoak.”

Muslim membentuk sekitar 15 persen dari populasi Rusia dan telah menjadi minoritas yang diakui sejak zaman Catherine yang Agung. Muslim menjadi mayoritas di tujuh wilayah Rusia dan negara terbesar di dunia adalah anggota pengamat dari Organisasi Kerjasama Islam.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement