Kamis 22 Apr 2021 19:30 WIB

Wapres Minta China Dorong WHO Sertifikasi Vaksin Sinovac

Pemerintah China diminta agar mempercepat proses vaksin Coronavac buatan Sinovac

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Esthi Maharani
Seorang petugas kesehatan menyiapkan dosis vaksin COVID-19 Sinovac
Foto: EPA-EFE/HOTLI SIMANJUNTAK
Seorang petugas kesehatan menyiapkan dosis vaksin COVID-19 Sinovac

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Ma'ruf Amin meminta Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mendesak Pemerintah China agar mempercepat proses vaksin Coronavac buatan Sinovac mendapat sertifikasi dari Badan Kesehatan Dunia (WHO). Hal ini bertujuan agar vaksin Sinovac yang digunakan Indonesia diterima negara-negara di dunia.

Termasuk salah satunya Arab Saudi mensyaratkan jamaah umrah harus sudah disuntik vaksin yang bersertifikat WHO.

"Pemerintah Indonesia mendorong Pemerintah China agar segera melakukan proses secepatnya supaya WHO bisa segera memberikan sertifikasi kepada Sinovac (Coronavac)," kata Juru Bicara Wapres, Masduki Baidlowi dalam keterangan resminya, Kamis (22/4).

Masduki berharap vaksin jenis Coronavac yang digunakan Indonesia tidak menjadi kendala karena tidak mendapat sertifikasi dari WHO, termasuk ibadah umroh.

"Sehingga dengan demikian tidak ada hambatan lagi bagi jemaah umroh dari Indonesia yang mau beribadah," ujar Masduki.

Selain itu, Wapres kata Masduki juga meminta Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas agar melobi Pemerintah Arab Saudi menerima jamaah Indonesia.

"Bagaimana supaya sebisa mungkin yang namanya vaksin yang ada di Indonesia, yaitu vaksin Coronavac (Sinovac), itu diperbolehkan, itu yang diminta oleh Wapres supaya dilobi ke Pemerintah Arab Saudi," kata Masduki.

Sebab, kata dia, Pemerintah Arab Saudi disebut-sebut hanya menerima jamaah umrah yang divaksin yang memperoleh sertifikasi dari WHO.

“Masalahnya ternyata, vaksin Covid-19 yang boleh masuk ke Arab Saudi itu vaksin yang sudah mendapatkan sertifikat dari WHO, dan ternyata masyarakat Indonesia sudah banyak yang divaksin, tapi vaksinnya adalah vaksin Covid-19 Sinovac. Sinovac ini baru dalam proses daftar di WHO. Nah, ini masalah,” ujar Masduki.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement