Kamis 22 Apr 2021 20:37 WIB

Selidiki Covid, Singapura Karantina 1.100 Pekerja Migran

Lebih dari 1.100 pekerja dari asrama akan dikarantina di fasilitas pemerintah.

Virus corona dalam tampilan mikroskopik. (ilustrasi)
Foto: EPA/CDC
Virus corona dalam tampilan mikroskopik. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA -- Pemerintah Singapura mengarantina lebih dari 1.100 pekerja migran setelah belasan kasus Covid-19 ditemukan di asrama mereka. Otoritas Singapura juga sedang menyelidiki kemungkinan infeksi ulang di antara mereka yang telah pulih dari virus.

"Lebih dari 1.100 pekerja dari asrama akan dikarantina di fasilitas pemerintah selama 14 hari," kata operator asrama dalam sebuah surat kepada klien yang beredar di media sosial.

Baca Juga

Centurion Corp, pemilik asrama Westlite Woodlands, mengonfirmasi keaslian surat tersebut. Pihak berwenang melakukan tes Covid-19 pada penghuni asrama setelah seorang pekerja dinyatakan positif pada Selasa (20/4) selama pengujian rutin. Pekerja tersebut telah menerima dosis vaksin kedua seminggu sebelumnya dan teman sekamarnya juga dinyatakan positif.

Hingga saat ini, sedikitnya 10 pekerja yang pulih dinyatakan positif Covid-19."Kasus-kasus ini segera diisolasi dan dibawa ke Pusat Nasional untuk Penyakit Menular (NCID) untuk menyelidiki kemungkinan infeksi ulang," kata Kementerian Tenaga Kerja Singapura dalam sebuah pernyataan yang dirilis Rabu (21/4).

Seorang jurnalis Reuters melihat sekitar 10 bus berbaris di dekat kompleks asrama pada Kamis, dengan membawa puluhan pria keluar dari kompleks tersebut. Sebagian besar lebih dari 60 ribu kasus Covid-19 di Singapura terjadi di asrama yang menampung puluhan ribu pekerja berupah rendah yang sebagian besar berasal dari Asia Selatan.

Singapura sebagian besar telah mengendalikan virus secara lokal dan juga telah meluncurkan vaksinasi. Negara itu terakhir melaporkan lebih dari 10 kasus dalam satu hari di antara penghuni asrama pada September, dengan hampir tidak ada infeksi baru selama beberapa bulan terakhir.

sumber : Reuters/antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement