Jumat 23 Apr 2021 15:04 WIB

Disdik Mataram akan Sanksi Guru Tolak Divaksinasi Covid-19

Cakupan vaksinasi guru di Kota Mataram rendah.

Disdik Mataram akan Sanksi Guru Tolak Divaksinasi Covid-19. Ilustrasi
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Disdik Mataram akan Sanksi Guru Tolak Divaksinasi Covid-19. Ilustrasi

IHRAM.CO.ID, MATARAM -- Dinas Pendidikan Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat akan memberikan sanksi terhadap guru yang tidak mau divaksinasi Covid-19 karena alasan pribadi. "Guru yang tidak mau divaksinasi karena alasan pribadi, seperti takut, tidak berani jarum suntik, atau sengaja tidak mau, akan kami panggil dan berikan sanksi administrasi," kata Kepala Dinas Pendidikan Kota Mataram H Lalu Fatwir Uzali, Jumat (23/4).

Akan tetapi, apabila guru tidak mau divaksinasi karena alasan medis, menderita penyakit tertentu yang memang tidak membolehkan untuk divaksin Covid-19, hal itu bisa diterima. "Itu pun harus menyertakan keterangan hasil pemeriksaan dari dokter atau tim medis," katanya.

Baca Juga

Pernyataan itu dikemukakannya menyikapi masih rendahnya cakupan vaksinasi guru di Kota Mataram. Data Dinas Kesehatan per 19 April 2021, mencatat cakupan vaksinasi Covid-19 tahap pertama untuk guru baru mencapai 45,2 persen atau 3.814 dari target sekitar 9.000.

Sebanyak 5.200 di antaranya merupakan guru TK/SD dan SMP di bawah Disdik Mataram, sisanya guru sekolah swasta dan madrasah. Terkait dengan itu, untuk mengetahui cakupan vaksinasi Covid-19 untuk guru secara riil, disdik saat ini sedang meminta data dari masing-masing kepala sekolah, baik tingkat TK, SD dan SMP yang sudah divaksinasi dan yang belum divaksinasi, sebab ada juga guru yang ketika divaksinasi mendaftar atas nama masyarakat umum, tidak berstatus guru.

"Khusus untuk guru yang belum divaksinasi harus disertakan alasannya agar kami bisa mengambil langkah-langah selanjutnya," katanya.

Untuk vaksinasi Covid-19 guru, Fatwir telah mengeluarkan instruksi sejak awal April 2021, kepada semua guru dan kepala sekolah diwajibkan untuk melakukan vaksin Covid-19. "Tujuannya, selain membentuk kekebalan tubuh juga agar anak-anak dan orang tua merasa aman dan nyaman, ketika kegiatan belajar tatap muka sudah dimulai," katanya.

Kegiatan belajar tatap muka di Kota Mataram ditargetkan mulai setelah Idul Fitri 1442 Hijriyah. Namun, itu juga tergantung dari perkembangan Covid-19.

"Jika perkembangan penyebaran Covid-19 landai, maka kita bisa melaksanakan belajar tatap muka. Begitu sebaliknya," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement