Senin 26 Apr 2021 04:09 WIB

Anak Muda Kini Mayoritas Pengguna ICU Covid-19 Brasil

Banyak kalangan muda di Brasil yang terpapar virus covid-19 tersebut.

Rep: Eva Rianti/ Red: Dwi Murdaningsih
Petugas polisi militer Everaldo Pinto, berpakaian superhero Captain America, menyemprotkan alkohol ke tangan anak-anak di tengah pandemi COVID-19 di Petropolis, negara bagian Rio de Janeiro, Brasil, Kamis, 15 April 2021.
Foto: AP/Silvia Izquierdo
Petugas polisi militer Everaldo Pinto, berpakaian superhero Captain America, menyemprotkan alkohol ke tangan anak-anak di tengah pandemi COVID-19 di Petropolis, negara bagian Rio de Janeiro, Brasil, Kamis, 15 April 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gelombang Covid-19 yang berlangsung di seluruh dunia memunculkan kekhawatiran bagi kalangan muda. Sebab, banyak kalangan muda yang terpapar virus mematikan tersebut.

Dilansir dari Telegraph, pesan dukungan membanjiri media sosial Brasil pada pekan lalu setelah aktor berusia 35 tahun, Thomas Aquino, bintang film thriller itu mengalami kritis akibat terpapar Covid-19. Kabar itu dinilai menjadi pukulan bagi kalangan muda.

Baca Juga

Aquino diketahui menderita emboli paru. Dia akhirnya dipulangkan setelah menghabiskan 10 hari dalam perawatan intensif di rumah sakit.

Aquino diketahui terpapar di tengah gelombang infeksi virus Covid-19 terparah di Brasil. Gelombang infeksi di Brasil telah merenggut lebih banyak jumlah korban dari kalangan yang lebih muda.

Sebuah studi baru-baru ini dari Asosiasi Pengobatan Intensif Brasil (AMIB) menunjukkan, pasien berusia di bawah 40 tahun sekarang menjadi mayoritas dari mereka yang dirawat di ruang perawatan intensif (ICU) di negara tersebut.

Selain itu, sepertiga dari keseluruhan orang di tempat tidur perawatan intensif Covid-19 pada Maret 2021 tidak dalam kondisi sehat sebelumnya, naik dari 25 persen pada bulan sebelumnya. “Apa yang kami lihat adalah sistem kesehatan yang terlalu jenuh,” ujar Marcio Nehab, seorang dokter anak dan ahli penyakit menular di Rumah Sakit IFF/ Fiocruz di Rio de Janeiro.

“Varian virus korona (P1) telah terbukti lebih mudah menular, dan rumah sakit tidak dapat menangani peningkatan jumlah kasus ini,” kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement